Malam di kota Bern, Switzerland, menjadi saksi bisu perjuangan atlet-atlet panjat tebing speed Indonesia untuk memperebutkan satu tiket otomatis menuju Olimpiade 2024 Paris.

Berbekal hasil positif yang diperoleh di ajang IFSC World Cup Chamonix, Prancis pada Juli lalu, kontingen panjat tebing Indonesia menatap puncak Kejuaraan Panjat Tebing Dunia atau IFSC Climbing World Championships 2023 yang berlangsung di Bern, Switzerland.

Berkaca dari hasil kejuaraan di Chamonix, Perancis, para kontingen Indonesia memborong dua emas melalui dua cabang lomba speed putra yang diraih Rahmad Adi Mulyono dan speed putri Rajiah Salsabillah.

Di Kota Bern, para kontingen Indonesia mampu menunjukkan kemampuannya untuk meraih satu tiket otomatis Olimpiade 2024 Paris melalui nomor speed putri yang diraih oleh Desak Made Rita Kusuma Dewi.

Desak Made Rita memastikan diri memperoleh tiket ke Olimpiade 2024 Paris sekaligus meraih emas di ajang IFSC Climbing World Championships 2023.

Medali emas yang diperoleh Desak Made di ajang IFSC Climbing World Championships juga menjadikannya sebagai atlet panjat tebing Indonesia pertama yang meraih juara pada ajang tersebut.

"Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh masyarakat Indonesia atas doa dan dukungannya kepada kami timnas panjat tebing Indonesia. Saya Desak Made Rita Kusuma Dewi mempersembahkan emas di World Championship dan mendapatkan tiket Olimpiade Paris 2024 untuk Hari Ulang Tahun Ke-78 Republik Indonesia," kata Desak Made.

Memanjat ke Olimpiade Paris
 
Atlet panjat tebing putri Indonesia Desak Made Rita Kusuma Dewi (tengah) bersama dengan atlet panjat tebing Amerika Serikat Emma Hunt (kiri) dan atlet panjat tebing Polandia Alesandra Miroslaw (kanan) berfoto usai memenangi medali emas di ajang IFSC Climbing World Championship, Bern, Swiss, Kamis (10/8/2023). ANTARA/HO-FPTI


Pada babak kualifikasi IFSC Climbing World Championships 2023, Desak Made tidak mengalami kesulitan yang berarti ketika berhadapan dengan lawan-lawannya.

Atlet berusia 22 tahun itu di babak per delapan final mampu finis dengan catatan waktu 6,70 detik melewati atlet speed putri Italia Giulinda Randi yang hanya mampu finis dengan catatan waktu 7,43 detik.

Melangkah ke babak perempat final, atlet asal Bali itu mempertajam catatan waktunya menjadi 6,64 detik dan melewati catatan waktu dari atlet speed putri Polandia Patrycja Chudziak yang mencatatkan waktu 7,14 detik.

Di babak semifinal, Desak Made kembali mempertajam catatan waktunya meski harus berhadapan dengan salah satu kontestan unggulan dari Polandia Aleksandra Kalucka. Desak Made mampu mencatatkan waktu 6,48 detik sementara Aleksandra Kalucka tertinggal jauh dengan catatan waktu 7,40 detik.


Meski sudah memegang satu tiket otomatis menuju Paris karena masuk ke final, Desak Made malah semakin tidak terbendung langkahnya untuk menuju puncak juara turnamen dunia dengan kembali mempertahankan catatan waktunya di semifinal.

Berhadapan dengan atlet speed putri asal Amerika Serikat Emma Hunt, Made Desak mampu menggapai tangga juara dunia usai mencatatkan waktu finis 6,49 detik, sementara Emma Hunt hanya mampu mencatatkan 6,67 detik.

Pencapaian medali emas di ajang ini menjadi koleksi medali emas yang pertama ditorehkan oleh Desak Made sepanjang keikutsertaannya di kejuaraan IFSC.

Torehan medali emas ini menjadi salah satu utang yang mampu dibayar lunas oleh Desak Made yang sebelumnya pada kejuaraan IFSC World Cup 2023 seri Jakarta yang berlangsung pada Mei lalu.

Meski saat itu Desak Made telah mempertajam catatan waktu pribadinya di kejuaraan Piala Dunia Panjat Tebing yang berlangsung di Jakarta dengan mencatatkan waktu 6,52 detik namun ia harus puas memperoleh medali perunggu usai kalah dari atlet Polandia Aleksandra Miroslaw yang mencatatkan waktu 6,43 detik.

"Yah, nggak ada rasa puasnya untuk kompetisi. Semoga nanti lolos ke Olimpiade Paris," kata Desak Made usai memperoleh perak di IFSC World Cup 2023 seri Jakarta, Mei lalu.

Perjuangan Desak Made terbayar di Bern. Selain memastikan diri lolos ke Olimpiade Paris, Desak Made juga kian mempertajam rekor catatan waktu pribadinya menjadi 6,48 detik.

Lolosnya Desak Made ke Olimpiade 2024 Paris menjadi salah satu kado yang manis untuk Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.

Selain dari panjat tebing, atlet Indonesia yang lebih dulu mengamankan tiket ke Paris adalah atlet panahan Indonesia Arief Dwi Pangestu. Arief memperoleh tiket Olimpiade Paris usai dirinya lolos sebagai semifinalis dalam ajang Hyundai World Archery Championships 2023 di Berlin, Jerman.

Peluang menyusul ke Paris

Indonesia masih berpeluang besar untuk mengirimkan kontingen-kontingennya ke Olimpiade 2024 Paris menyusul Desak Made melalui cabang panjat tebing nomor perlombaan speed.


Usai kejuaraan di Bern, kualifikasi Olimpiade selanjutnya dilakukan melalui zona kontinental. Untuk zona Asia akan diselenggarakan di Jakarta pada 9-12 November mendatang.

Dari speed putra, atlet-atlet panjat tebing andalan Indonesia seperti Veddriq Leonardo, Kiromal Khatibin, Rahmad Adi Mulyono dan Raharjati Nursamsa akan bersaing untuk memperebutkan dua tiket untuk lolos menuju Paris.

Di sektor speed putri, juara IFSC World Cup Chamonix, Perancis Salsabillah Rajiah dan Nurul Iqamah berpeluang besar untuk menyusul rekannya Desak Made menuju Olimpiade Paris.

Hanya ada 14 tiket menuju Olimpiade Paris untuk nomor speed di setiap kategori putra dan putri. Setiap negara bisa menempatkan empat atletnya, dua putra dan dua putri, apabila telah lolos kualifikasi.

Selain melalui tahap kualifikasi zona kontinental, perburuan tiket Paris 2024 juga bisa diperoleh dengan pengumpulan poin melalui Olympic Qualifier Series yang akan dimulai pada Maret hingga Juni 2024.

Dengan posisi Desak Made yang telah melangkahkan kaki terlebih dahulu menuju Paris, peluang Indonesia juga makin terbuka lebar untuk mengisi kuota empat atlet di nomor speed pada Olimpiade 2024.
 

Pewarta: Fajar Satriyo

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023