Bengkulu (Antara) - Pelatih PS Bengkulu yang berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia M Nasir mendukung langkah Kementerian Pemuda dan Olah Raga memperbaiki persepakbolaan Tanah Air namun bukan membekukan PSSI.

"Saya sebenarnya setuju dengan langkah Kemenpora untuk memperbaiki persepakbolaan Indonesia, tetapi bukan dengan cara membekukan PSSI, masih banyak langkah lain yang bisa diambil oleh negara," kata M Nasir di Bengkulu, Selasa.

Dia mengakui persepakbolaan di Indonesia ini sudah memiliki permasalahan yang sangat kompleks, dan terstruktur, sehingga jika dibiarkan maka Indonesia tidak akan pernah merasakan bagaimana rasanya industri sepak bola yang sebenarnya.

"Negara punya 'power', yang perlu dibekukan adalah oknum yang menjadi mafia bola, mereka yang merusak sepak bola, mereka-mereka yang selama ini melakukan pengaturan skor," kata dia.

PSSI diibaratkan bagaikan rumah bagi ribuan bahkan jutaan orang dan klub yang bernaung, jika Kemenpora membekukan PSSI maka sama saja dengan menghancurkan nasib dari jutaan orang yang berkecimpung di dunia bola tanah air.

"Kita berharap orang yang mau merusak rumahnya saja atau yang ingin mengadu domba penghuni rumah demi keuntungan sendiri saja yang ditindak," kata dia.

Sebagai pemain dan pelatih dia merasakan bagaimana nasib sepakbola tiga dekade terakhir yang menurutnya lebih duka daripada suka.

"Dulu memang bagus, seperti saat perserikatan, tetapi akhir-akhir ini banyak pengaturan skor," kata dia.

Bahkan Nasir sempat merasakan kekesalan dari dugaan pengaturan skor yang merugikan klub yang dilatih dirinya.

"Saya pernah disanksi empat pertandingan karena meluapkan kekesalan, itu sangat kentara sekali, bahkan kami yang punya kandang tetapi serasa pertandingan tandang," ungkapnya.

Tidak hanya itu, Nasir juga pernah merasakan tidak menerima gaji selama tujuh bulan, enam bulan dan tiga bulan selama musim yang dijalaninya sebagai pelatih.

"Kalau ingin menyelesaikan ini, bukan dengan membekukan sepak bola, tetapi membekukan orang-orang yang selama ini merusak sepak bola Indonesia, kalau seperti sekarang, PS Bengkulu saja merugi karena tidak jadi menggelar laga perdana tim ini, semua pemain diliburkan, dan mereka tidak memiliki pekerjaan selain di sepak bola," ujarnya.***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015