Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan alokasi pupuk bersubsidi 2023 yang diterima petani di wilayah itu mencapai 8.816 ton.
Kabid Sarana Prasarana Distankan Rejang Lebong Tirmidzi di Rejang Lebong, Selasa, mengatakan alokasi pupuk bersubsidi yang diterima Kabupaten Rejang Lebong tahun 2023 sebanyak 10.464 ton terdiri dari NPK sebanyak 5.264 ton, dan urea sebanyak 5.200 ton.
"Pupuk bersubsidi yang sudah dialokasikan di Kabupaten Rejang Lebong saat ini sebanyak 8.816 ton, dan sisanya sebanyak 1.648 ton," kata dia.
Dia menjelaskan, pupuk bersubsidi yang sudah diserap petani tersebut untuk NPK sebanyak 1.616 ton dari rencana definitif kebutuhan kelompok (RDDK) yang di input sebanyak 2.824,579 ton atau tersisa 1.208 ton.
Selanjutnya untuk pupuk bersubsidi jenis urea baru terserap 629 ton dari usulan RDKK sebanyak 1.069,105 ton, di mana masih tersisa sebanyak 440,105 ton.
Menurut dia, sisa pupuk bersubsidi yang tidak diusulkan dan ada dalam RDKK masing-masing kelompok tani secara otomatis akan kembali ke pusat.
"Sisa pupuk yang tidak di input oleh petani berdasarkan kebutuhannya itu bakal kembali lagi ke pusat, karena dianggap kebutuhan petani di daerah ini sudah cukup berdasarkan usulan RDKK tadi," jelas dia.
Alokasi pupuk bersubsidi itu diperkirakannya akan terus bertambah sampai dengan akhir tahun nanti.
Pupuk bersubsidi sektor pertanian di Kabupaten Rejang Lebong yang diperuntukkan sembilan jenis tanaman itu dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET), untuk pupuk jenis urea Rp2.250 per kg, dan NPK dengan HET Rp2.300 per kg.
Ferizal (46) salah seorang petani di Kecamatan Selupu Rejang mengaku tidak bisa membeli pupuk bersubsidi lantaran tidak tergabung dalam kelompok tani.
"Saya tidak masuk dalam kelompok tani sehingga tidak bisa membeli pupuk bersubsidi, selama ini kami beli pupuk non subsidi yang harganya lebih dari Rp500 ribu per zak untuk NPK," terangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Kabid Sarana Prasarana Distankan Rejang Lebong Tirmidzi di Rejang Lebong, Selasa, mengatakan alokasi pupuk bersubsidi yang diterima Kabupaten Rejang Lebong tahun 2023 sebanyak 10.464 ton terdiri dari NPK sebanyak 5.264 ton, dan urea sebanyak 5.200 ton.
"Pupuk bersubsidi yang sudah dialokasikan di Kabupaten Rejang Lebong saat ini sebanyak 8.816 ton, dan sisanya sebanyak 1.648 ton," kata dia.
Dia menjelaskan, pupuk bersubsidi yang sudah diserap petani tersebut untuk NPK sebanyak 1.616 ton dari rencana definitif kebutuhan kelompok (RDDK) yang di input sebanyak 2.824,579 ton atau tersisa 1.208 ton.
Selanjutnya untuk pupuk bersubsidi jenis urea baru terserap 629 ton dari usulan RDKK sebanyak 1.069,105 ton, di mana masih tersisa sebanyak 440,105 ton.
Menurut dia, sisa pupuk bersubsidi yang tidak diusulkan dan ada dalam RDKK masing-masing kelompok tani secara otomatis akan kembali ke pusat.
"Sisa pupuk yang tidak di input oleh petani berdasarkan kebutuhannya itu bakal kembali lagi ke pusat, karena dianggap kebutuhan petani di daerah ini sudah cukup berdasarkan usulan RDKK tadi," jelas dia.
Alokasi pupuk bersubsidi itu diperkirakannya akan terus bertambah sampai dengan akhir tahun nanti.
Pupuk bersubsidi sektor pertanian di Kabupaten Rejang Lebong yang diperuntukkan sembilan jenis tanaman itu dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET), untuk pupuk jenis urea Rp2.250 per kg, dan NPK dengan HET Rp2.300 per kg.
Ferizal (46) salah seorang petani di Kecamatan Selupu Rejang mengaku tidak bisa membeli pupuk bersubsidi lantaran tidak tergabung dalam kelompok tani.
"Saya tidak masuk dalam kelompok tani sehingga tidak bisa membeli pupuk bersubsidi, selama ini kami beli pupuk non subsidi yang harganya lebih dari Rp500 ribu per zak untuk NPK," terangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023