Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau akrab disapa Buwas menegaskan, penyerapan padi hasil produksi petani dalam negeri tetap menjadi prioritas dalam rangka untuk mencukupi cadangan beras pemerintah.
Pernyataan tersebut disampaikan Budi Waseso terkait rencana pemerintah yang akan kembali membuka keran impor beras untuk mencukupi cadangan beras pemerintah hingga 2024.
"Berapapun produksi petani semua akan terus ditampung atau diserap," kata Budi saat meninjau ketersediaan pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta, Rabu.
Baca juga: Pakar: Mau atau tidak mau impor beras harus dilakukan
Menurut Buwas, setiap produksi petani tersebut akan diserap dengan ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah terbaru, yakni senilai Rp5 ribu per kilogram atau lebih besar 20 persen dari semula Rp4.200 per kg.
Hal tersebut sebagaimana dilakukan penyerapan atas hasil produksi padi petani pada periode Januari-September 2023 yang jumlahnya mencapai sekitar 820 ribu ton.
Hanya saja, Buwas menyebutkan, pihaknya mengkhawatirkan jumlah serapan akan berkurang, karena adanya potensi terjadi penurunan jumlah produksi petani pada musim panen yang akan berlangsung awal tahun 2024.
Penurunan produksi padi tersebut terjadi akibat bencana kekeringan yang saat ini sedang melanda sebagian besar daerah penghasil padi akibat masih aktifnya badai El-Nino.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi anomali cuaca ini memicu adanya defisit beras yang lebih rendah ketimbang realisasi panen sebelumnya yang mencapai 7,2 juta ton. Sementara kebutuhan konsumsi beras rata-rata per bulan di Indonesia 2,55 juta ton per bulan.
Baca juga: Jokowi: Pendapatan negara jangan digunakan beli barang impor
"Oleh sebab itu supaya kebutuhan pasar tidak terganggu di tengah fenomena alam ini, kita menggunakan beras impor," kata dia.
Data Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) melaporkan, kuota penugasan impor beras yang bergulir untuk tahun 2023 mencapai 2,9 juta ton, dan pemerintah berencana mengimpor 1 juta ton lagi beras yang salah satunya berasal dari Cina.
Terlepas dari itu, Buwas memastikan, Bulog masih memiliki cadangan sebanyak 1,7 juta ton beras untuk mencukupi kebutuhan masyarakat sebagai bantuan pangan hingga akhir tahun ini.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Pernyataan tersebut disampaikan Budi Waseso terkait rencana pemerintah yang akan kembali membuka keran impor beras untuk mencukupi cadangan beras pemerintah hingga 2024.
"Berapapun produksi petani semua akan terus ditampung atau diserap," kata Budi saat meninjau ketersediaan pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta, Rabu.
Baca juga: Pakar: Mau atau tidak mau impor beras harus dilakukan
Menurut Buwas, setiap produksi petani tersebut akan diserap dengan ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah terbaru, yakni senilai Rp5 ribu per kilogram atau lebih besar 20 persen dari semula Rp4.200 per kg.
Hal tersebut sebagaimana dilakukan penyerapan atas hasil produksi padi petani pada periode Januari-September 2023 yang jumlahnya mencapai sekitar 820 ribu ton.
Hanya saja, Buwas menyebutkan, pihaknya mengkhawatirkan jumlah serapan akan berkurang, karena adanya potensi terjadi penurunan jumlah produksi petani pada musim panen yang akan berlangsung awal tahun 2024.
Penurunan produksi padi tersebut terjadi akibat bencana kekeringan yang saat ini sedang melanda sebagian besar daerah penghasil padi akibat masih aktifnya badai El-Nino.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi anomali cuaca ini memicu adanya defisit beras yang lebih rendah ketimbang realisasi panen sebelumnya yang mencapai 7,2 juta ton. Sementara kebutuhan konsumsi beras rata-rata per bulan di Indonesia 2,55 juta ton per bulan.
Baca juga: Jokowi: Pendapatan negara jangan digunakan beli barang impor
"Oleh sebab itu supaya kebutuhan pasar tidak terganggu di tengah fenomena alam ini, kita menggunakan beras impor," kata dia.
Data Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) melaporkan, kuota penugasan impor beras yang bergulir untuk tahun 2023 mencapai 2,9 juta ton, dan pemerintah berencana mengimpor 1 juta ton lagi beras yang salah satunya berasal dari Cina.
Terlepas dari itu, Buwas memastikan, Bulog masih memiliki cadangan sebanyak 1,7 juta ton beras untuk mencukupi kebutuhan masyarakat sebagai bantuan pangan hingga akhir tahun ini.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023