Jakarta (Antara) - Relawan Jokowi yang tergabung dalam 26 komunitas akan memperingati 17 tahun reformasi pada 21 Mei 2015 di kawasan Tugu Proklamasi Jakarta.

"Pada 21 Mei 1998, tepat 17 tahun lampau, Presiden Soeharto dipaksa mengundurkan diri oleh gerakan mahasiswa dan rakyat. Peristiwa ini menjadi momentum dimulainya reformasi dalam segala bidang, politik, ekonomi, hukum dan birokrasi," kata Sekjen  Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Almisbat) Hendrik Sirait saat konferensi Pers di Jakarta, Minggu.

Dalam konferensi pers itu hadir pula Ketua Umum DPP Projo Budi Arie Setiadi (aktivis 98 dari Universitas Indonesia), Mixil Minamunir (aktivis 98 dari Forkot), Berhard Haloho (aktivis 1998 dari Famred), Panel Barus yang juga aktivis 98 dari Pusat Informasi  Rakyat (Pira), Sinnal Bleggur (relawan penggerak Jakarta Baru) yang juga aktivis 1998 dari Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND).

Pihaknya menargetkan kegiatan itu dihadiri sekitar 10.000 relawan Jokowi. Mereka berasal dari berbagai daerah. "Mereka akan menggunakan kemeja putih," kata Hendrik.  

Berbagai acara akan diadakan di sana di antaranya orasi politik dari 26 komunitas relawan Jokowi, pernyataan bersama, pembacaan doa, pemutaran film, penyalaan lilin dan hiburan musik.

Sebanyak 26 komunitas relawan Jokowi di antaranya Projo, Almisbat, Jasmev, Duta Jokowi, Seknas Jokowi, Somasi Unas, Forum Alumni UI dan lain-lainnya juga mau menegaskan bahwa Presiden Jokowi  merupakan representasi dari pemerintahan reformasi yang tidak punya dosa sejarah masa lalu dan belum terkontaminasi oleh korupsi.

"Setiap upaya dan gerakan yang mau menjatuhkan Presiden Jokowi maka akan berhadapan dengan kami semua. Menerjemahkan cita-cita reformasi dalam bentuk Nawacita hanya bisa dilakukan oleh pemimpin yang tidak memiliki beban masa lalu. Presiden Jokowi pasti bekerja keras untuk mewujudkan kemajuan bangsa," kata Ketua Umum DPP Projo Budi Arie.

Dalam enam bulan pemerintahan Presiden Jokowi, kata dia, memang belum langsung terlihat dan dirasakan rakyat. Tapi pondasi perubahan telah diletakkan Presiden.

Misalkan, perumahan buruh, rumah rakyat DP 1 persen, pembangunan infrasruktur, pembangunan kabel optik bawah laut Sulawesi, Maluku dan Papua serta pembukaan ratusan ribu lahan pertanian padi di Papua.      

Selain itu, pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), pembangunan pembangkit listrik 30.000 megawatt serta pembangunan ribuan kilometer jalan tol Trans Sumatera, kata Budi Arie, aktivisi UI 98. ***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015