Amerika Serikat, Qatar dan Mesir melakukan upaya diplomatik yang "sensitif" untuk menjamin pembebasan sandera di Jalur Gaza, demikian menurut perwakilan AS di PBB pada Jumat.
"Kami terus bekerja tanpa lelah bersama Qatar, Mesir dan mitra regional lainnya untuk membuat usulan yang kuat dan meyakinkan. Perjanjian kami adalah kesempatan terbaik untuk menyatukan seluruh sandera dengan keluarga mereka," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield kepada wartawan di kantor pusat PBB di New York.
AS terus berupaya mencapai resolusi berkelanjutan bagi konflik yang terjadi sehingga rakyat Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan dan menikmati keamanan, martabat dan kebebasan yang sama, kata Thomas-Greenfield.
Usulan tersebut akan menggerakkan semua pihak "selangkah lebih dekat" dalam menciptakan kondisi penghentian permusuhan berkelanjutan, ujar dia.
"Dewan (Keamanan PBB) memiliki kewajiban, yang memastikan setiap tindakan yang diambil beberapa hari ke depan dapat meningkatkan tekanan kepada Hamas untuk menerima usulan itu," lanjut Thomas-Greenfield.
Thomas-Greenfield mengatakan ada dua resolusi Dewan Keamanan di Gaza dan menambahkan bahwa rancangan resolusi itu menuntut jeda kemanusiaan segera, yang diajukan Aljazair, dapat membahayakan “negosiasi sensitif” untuk menengahi kesepakatan pembebasan sandera.
“Pada akhirnya, sekarang adalah waktu untuk memberikan ruang bagi negosiasi penyanderaan yang sensitif untuk mendukung usulan koordinator khusus (Gaza PBB) (Sigrid) Kaag,” katanya.
Tanpa memberikan jangka waktu bagi negosiasi, Thomas-Greenfield mengatakan: "Negosiasi butuh waktu, namun kami memberikannya waktu, kami berupaya di lapangan."
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Selasa memastikan pihaknya telah menerima usulan yang dicapai pada hari sebelumnya di KTT Paris yang mempertemukan Israel, Qatar, Mesir dan AS untuk kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan Israel.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
"Kami terus bekerja tanpa lelah bersama Qatar, Mesir dan mitra regional lainnya untuk membuat usulan yang kuat dan meyakinkan. Perjanjian kami adalah kesempatan terbaik untuk menyatukan seluruh sandera dengan keluarga mereka," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield kepada wartawan di kantor pusat PBB di New York.
AS terus berupaya mencapai resolusi berkelanjutan bagi konflik yang terjadi sehingga rakyat Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan dan menikmati keamanan, martabat dan kebebasan yang sama, kata Thomas-Greenfield.
Usulan tersebut akan menggerakkan semua pihak "selangkah lebih dekat" dalam menciptakan kondisi penghentian permusuhan berkelanjutan, ujar dia.
"Dewan (Keamanan PBB) memiliki kewajiban, yang memastikan setiap tindakan yang diambil beberapa hari ke depan dapat meningkatkan tekanan kepada Hamas untuk menerima usulan itu," lanjut Thomas-Greenfield.
Thomas-Greenfield mengatakan ada dua resolusi Dewan Keamanan di Gaza dan menambahkan bahwa rancangan resolusi itu menuntut jeda kemanusiaan segera, yang diajukan Aljazair, dapat membahayakan “negosiasi sensitif” untuk menengahi kesepakatan pembebasan sandera.
“Pada akhirnya, sekarang adalah waktu untuk memberikan ruang bagi negosiasi penyanderaan yang sensitif untuk mendukung usulan koordinator khusus (Gaza PBB) (Sigrid) Kaag,” katanya.
Tanpa memberikan jangka waktu bagi negosiasi, Thomas-Greenfield mengatakan: "Negosiasi butuh waktu, namun kami memberikannya waktu, kami berupaya di lapangan."
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Selasa memastikan pihaknya telah menerima usulan yang dicapai pada hari sebelumnya di KTT Paris yang mempertemukan Israel, Qatar, Mesir dan AS untuk kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan Israel.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024