Kota Ambon dan musik tak dapat dilepaspisahkan. Atmosfer musik di Ambon sendiri tak hanya terletak pada musik itu sendiri. Lebih dari itu musik dijadikan masyarakat Maluku, khususnya Ambon, sebagai salah satu alat pemersatu dan pembentuk karakter pascakonflik sosial pada 1999.

Selain sepak bola, musik menjadi salah satu instrumen yang dapat mempersatukan kembali masyarakat pascakonfik tersebut. Sebuah lagu berjudul Gandonge ciptaan Buce Sapury mengandung lirik mendalam bermakna persaudaraan yang dapat meredam ego antarmasyarakat sehingga membuat mereka dapat kembali berdamai dan hidup berdampingan antarsuku, ras dan agama.

Menurut musikus lokal Opan Lekahena musik di Kota Ambon sendiri dapat membentuk karakter masyarakatnya. Sebut saja lagu Genn Fredly Latuihamallo yang berjudul Tinggikan yang menggambarkan bagaimana jiwa patriotisme dan optimisme masyarakat Maluku dalam menggapai cita-cita.

Contoh lainnya yaitu lirik lagu Gandong yang mengajarkan bagaimana hidup orang basudara di Ambon manise dalam bingkai kemajemukan saling toleransi, gotong royong, dan saling membantu satu dengan yang lainnya.

Selain itu lagu-lagu di Ambon juga menggambarkan bagaimana kehidupan masyarakat mulai dari kecintaan terhadap Ambon, bagaimana menertawakan cinta yang pupus, hingga lagu yang sekadar menggambarkan tentang permainan anak-anak seperti lagu yang berjudul Enggo Lari.

Dari 98 kota yang ada di Indonesia Ambon menjadi satu-satunya kota yang diakui UNESCO sebagai kota musik dunia bersanding dengan 10 kota musik lainnya yaitu Havana di Kuba, Leiria di Portugal, Lliria di Spanyol, Metz di Prancis, Sanandaj di Iran, Santo Domingo di Dominika, Valledupar di Kolombia, Valparaíso di Chile, Veszprém di Hongaria, dan Vranje di Serbia.

Bersaing dengan 65 kota lainnya di dunia, pada 31 Oktober 2019 UNESCO menetapkan Ambon menjadi kota musik dunia. Meskipun Ambon menjadi adik paling bungsu dari 11 kota musik lainnya di dunia, didapuknya Ambon sebagai kota musik dunia bukan tanpa alasan.
 

Minat pemuda terhadap musik

Kentalnya musik di Kota Ambon menjadi identitas baru bagi generasi 90-an yang tumbuh di tengah derasnya perkembangan teknologi dan pertukaran informasi. Ragam genre musik baru yang masuk di Ambon kian diterima dengan baik oleh para pemuda.
 


Selain jazz dan pop, aliran musik hiphop punya banyak peminat di kota itu. Hanny Wattimena diingat sebagai penyebar hiphop ke Ambon pada 1991 ialah yang memperkenalkan musik hiphop dengan berbagai budayanya kepada generasi emas di Ambon.

Kemudian lahirlah salah satu grup hiphop yaitu Molucca Hiphop Community (MHC) pada 2007 yang hingga kini namaya masih dkenal oleh kalangan hiphop di Kota Ambon.

Menurut salah satu musisi hiphop Grizzly pada zaman itu sebenarnya orang sudah banyak mendengarkan penyanyi hiphop dunia seperti Eminem tapi masih banyak yang tidak tahu tentang genre musik apa yang dibawakan eminem.

Satu momen yang menjadi cikal bakal terkenalnya hiphop di Ambon sendiri yaitu ketika kelompok hiphop Maluku dan Gorontalo berkonflik lewat karya musik hiphop atau yang biasa disebut disstrack pada 2010.

“Saat itu saking ramainya sampai jadi pembicaraan di kalangan anak muda. Bahkan mereka yang bukan peminat atau penikmat hiphop pun membicarakan hal itu. Di zaman itu fenomena tersebut terlihat keren bagi para remaja yang akhirnya memotivasi kami saat itu untuk membuat karya hip-hop juga,” kata Grizzly.

Mulai dari situ terbentuklah banyak komunitas hiphop di Kota Ambon. Komunitas hiphop di kota Ambon bukan sekadar kelompok yang menyukai musik hiphop. Melalui komunitas ini terbukalah ruang untuk mempelajari banyak hal dalam industri kreatif seperti videografi, fotografi, UMKM, dan masih banyak lagi.

Lewat musik hiphop pemuda Maluku khususnya Ambon mulai menciptakan karya-karya pemersatu yang hingga kini masih sering dimainkan dalam situasi-situasi tertentu.

Sementara itu seorang penyanyi jebolan MHC Refelino Berry mengatakan untuk memaknai Ambon sebagai kota musik dunia bukan dilihat dari seberapa besar musik memberikan sesuatu kepada pemudanya, melainkan bagaimana peran pemuda dalam memperkaya musik dan menjadikan musik untuk membangun Maluku khususnya Kota Ambon.

“Jangan berpikir apa yang sudah diberikan musik kepada kita, tetapi apa yang kita lakukan dari musik sehingga bisa berbuat sesuatu untuk Ambon, untuk Maluku,” katanya.
 

Beragam warna musik Ambon

Didapuknya Ambon sebagai kota musik dunia tak terlepas dari beragam warna musik yang ada di kota ini. Jauh sebelum Ambon menjadi kota musik dunia, anak-anak Ambon dikenalkan pada musik sejak berusia dini. Musik yang dikenalkan mayoritas musik yang berasal dari Manhattan, Inggris, Amerika, Portugis, dan tentunya Belanda dan bergenre hawaiian, jazz, rock, reggae, dan lain sebagainya. Pembelajaran musik ditanamkan dalam lingkup keluarga atau rumah tangga hingga dalam Gereja.
 


Kondisi geografis Ambon yang dikelilingi garis pantai membuat musik hawaiian memiliki tempat tersendiri bagi para pencipta musik di kota itu. Ialah Johannis Leiwakabessy atau yang akrab disapa Opa Bing, sang maestro musik hawaiian asal Maluku, yang memperkenalkan musik hawaiian hingga masuk ke telinga semua kalangan.

Musik hawaiian sendiri merupakan genre yang kental dengan tempo lambat nan irama yang mendayu-dayu berikut vokalnya. Salah satu instrumen yang membuat musik ini khas terdengar membuai telinga adalah steel-guitar, yakni alat musik serupa gitar yang dimainkan dengan cara dipangku atau diletakkan secara mendatar.

Patung perunggu berbentuk pria bermain gitar di sekitar Taman Pattimura Kota Ambon. ANTARA/Dedy Azis

Musik hawaiian seolah menjadi pintu masuk bagi genre musik lainnya di Kota Ambon. Selanjutnya banyak penyanyi pop yang memasukkan unsur hawaiian dalam karyanya. Seiring perkembangan zaman pertukaran informasi dan pengetahuan masuklah beragam genre musik lainnya seperti jazz, rock, hingga hiphop.

Menurut Museum Musik Indonesia, musik yang berasal dari Ambon umumnya memiliki tujuh tema besar yang lekat dengan siklus hidup orang Ambon yakni kisah perantauan orang Ambon, hubungan kekerabatan orang Ambon dan pela gandong, keindahan Pulau Maluku, Ambon, dan dunia maritim, folklor, dansa, dan cinta. Tema yang paling menonjol adalah tentang perantauan dan imigrasi.
 

Kolaborasi Pemerintah dan Ambon Music Office

Saat ini Pemerintah Kota Ambon bersama Ambon Music Office (AMO) tengah gencar memberikan ruang bagi komunitas musik di kota itu dengan membangun ekosistem ekonomi kreatif.

Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena di Ambon menyatakan memasuki tahun ke lima Ambon dinobatkan sebagai Kota Musik oleh UNESCO pihaknya bersama AMO mempertahankan ciri khas dengan memberikan ruang bagi komunitas musik mengembangkan kreativitas.

Salah satu upaya yang terus dilakukan melalui program harmoni sudut kota yang dilaksanakan setiap bulan, dengan menghadirkan pelaku UMKM dan di situ ada musik. Itulah ekonomi kreatif atau kota kreatif berbasis musik.

Pengembangan ekosistem ekonomi kreatif tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, namun dengan kolaborasi multipihak yakni Pemerintah, akademikus, komunitas, pebisnis, dan media.

Salah satu yang masih kurang di Kota Ambon adalah belum memiliki creative hub yakni bangunan representatif, guna menampung semua subsektor ekonomi kreatif.

"Jadi bukan hanya tentang musik, tetapi subsektor ekonomi kreatif yang lainnya yang menunjang itu juga harus dibangun dan dikembangkan, misalnya, kuliner, fesyen, dan lain sebagainya," katanya.




Sementara Direktur Ambon Musik Office, Ronni Loppies, menyatakan sebagai Kota Musik Dunia, Ambon harus memiliki lima pilar utama salah satunya komunitas musik.

Komunitas musik di Ambon saat ini pergerakannya luar biasa, dengan tujuan peningkatan ekonomi kreatif dari sisi musik, walau disadari belum bisa menghitung berapa besar keuntungan riil yang diperoleh dari industri kreatif itu.

Bukan hanya itu, menurut Ronni, musikus Ambon mendapatkan kesempatan menjadi bagian dari upaya AMO dalam mengembangkan program Musik Ekspor yang akan berusaha mempersiapkan, mengirimkan musik dan musikus dalam berbagai ajang baik tingkat nasional maupun internasional.

Kota Ambon yang menyimpan sejuta talenta musik Tanah Air memang masih terus mengembangkan potensinya sebagai Kota Musik Dunia. Proses ini tentunya memerlukan kolaborasi yang kuat antara Pemerintah Pusat hingga ke level daerah.

Lagu-lagu rakyat hingga romansa yang dilahirkan oleh musikus dari kota ini membuat Ambon makin manise di mata dunia. Kini maju dan berkembangnya musik di Kota Ambon bergantung pada peran pemuda melalui musik itu sendiri dengan tetap konsisten menciptakan karya terbaik. Karena, sejatinya, apa pun yang diciptakan dari hati akan sampai ke hati para pendengar.

 

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024