Bengkulu (Antara) - Pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Bengkulu mendesak perusahaan penambang pasir untuk merehabilitasi hutan mangrove Pantai Kaana, Pulau Enggano setelah pemerintah daerah menghentikan sementara pengambilan pasir di pesisir pulau terluar itu.

"Perusahaan harus merehabilitasi mangrove sebagai tanggungjawab telah merusak pesisir, karena fungsi ekosistem mangrove sangat strategis," kata Koordinator Forum PRB Bengkulu, Ali Akbar di Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan Pulau Enggano yang berada di tengah Samudera Hindia merupakan salah satu daerah rawan bencana gempa dan tsunami.

Karena itu, keberadaan hutan pantai atau "green belt" memiliki fungsi strategis sebagai pengaman pulau untuk mengurangi risiko bencana.

"Studi sudah membuktikan bahwa pesisir dengan hutan pantai yang baik mampu menahan gelombang tsunami," ucapnya.

Sebelumnya Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu menghentikan sementara izin pembangan pasir yang dikelola PT Kalapa Satangkal Makmur Sejahtera di pesisir Pulau Enggano, karena merusak ekosistem mangrove.

"Pertimbangan lain adalah penambangan pasir itu mempercepat abrasi pantai sehingga untuk sementara dihentikan," kata Kepala Dinas ESDM Provinsi Bengkulu, Hermansyah Burhan.

Ia mengatakan penghentian sementara izin pengambilan pasir tersebut ditegaskan dalam surat yang diterbikan ESDM Bengkulu nomor 503.1 tahun 2015 tentang penghentian sementara Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi untuk Penjualan PT Kalapa Satangkal Makmur Sejahtera.

Surat yang diterbitkan pada 8 Oktober 2015 itu sudah disampaikan ke pihak perusahaan penambangan pasir tersebut untuk segera menghentikan segala aktivitas di sekitar pantai Desa Kaana itu.

Para aktivis lingkungan yang bergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil Penyelamat Enggano juga menolak penambangan pasir itu dan menyerukan penyelamatan pulau berpenghuni lebih 2.800 jiwa itu.

"Penambangan pasir di pesisir Desa Kaana sama dengan mempercepat penenggelaman Pulau Enggano," tutur Manajer Advokasi Walhi Bengkulu, Sony Taurus.

Pulau Enggano merupakan pulau terluar Bengkulu yang dihuni ribuan orang penduduk yang bermukim di enam desa yakni Desa Kahyapu, Malakoni, Kaana, Meok, Apoho, dan Banjarsari.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015