Bengkulu (Antara) - Biksu Nyana Sukha yang memimpin ibadah menyambut Tahun Baru Imlek 2567 di Vihara Buddha-Yana Kota Bengkulu mengajak seluruh umat menghormati dan memelihara perbedaan ibarat taman yang dipenuhi bunga beragam warna sehingga menciptakan keindahan.
"Bahkan pohon yang tidak berbunga pun terlihat indah. Karena itu, umat Budha agar menghormati dan memelihara perbedaan karena dari perbedaan tercipta taman bunga yang indah," katanya di hadapan umat Budha yang mengikuti ibadah ucapan syukur menyambut Tahun Baru Imlek di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan bahwa membangun kebersamaan dalam perbedaan menjadi tuntutan bagi umat Budha, termasuk warga keturunan Tionghoa yang hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Para umat diajak untuk hidup selaras dengan alam dan lingkungan sekitar merupakan salah satu kunci ajaran Budha.
"Tetap semangat membangun kebersamaan untuk membangun NKRI yang majemuk ke arah yang lebih baik," ucapnya.
Para umat juga diajak untuk membangun kebersamaan dari tingkat terkecil yakni lingkungan keluarga dan menyebar ke lingkungan sekitar.
Tahun Baru Imlek tidak hanya dirayakan oleh umat Budha namun oleh seluruh keturunan Tionghoa di belahan dunia guna menyambut pergantian musim dingin ke musim semi di tanah leluhur mereka.
Edy Susanto, seorang warga Kota Bengkulu keturunan Tionghoa mengatakan bahwa Imlek berarti sukacita, harapan dan bersyukur.
"Imlek berarti memasuki musim semi yang membawa harapan dan kebahagiaan karena setelah musim dingin masyarakat di sana mulai memasuki musim tanam," katanya.
Ia mengatakan bahwa musim semi datang membawa harapan akan keberuntungan, kebahagiaan dan hidup yang lebih baik. Karena itu warga keturunan Tionghoa menyambut momentum tersebut dengan bersukacita, berkumpul bersama keluarga dan membagi kebahagiaan tersebut dengan warga sekitarnya.
Nuansa Imlek cukup terasa di salah satu sudut Kota Bengkulu, tepatnya di Vihara Buddha-Yana di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Malabero. Rumah ibadah yang berdiri di permukiman tua yang dikenal dengan sebutan Kampung Cina itu dipadati ratusan umat yang mengikuti ibadah ucapan syukur menyambut Tahun Baru Imlek 2567. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Bahkan pohon yang tidak berbunga pun terlihat indah. Karena itu, umat Budha agar menghormati dan memelihara perbedaan karena dari perbedaan tercipta taman bunga yang indah," katanya di hadapan umat Budha yang mengikuti ibadah ucapan syukur menyambut Tahun Baru Imlek di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan bahwa membangun kebersamaan dalam perbedaan menjadi tuntutan bagi umat Budha, termasuk warga keturunan Tionghoa yang hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Para umat diajak untuk hidup selaras dengan alam dan lingkungan sekitar merupakan salah satu kunci ajaran Budha.
"Tetap semangat membangun kebersamaan untuk membangun NKRI yang majemuk ke arah yang lebih baik," ucapnya.
Para umat juga diajak untuk membangun kebersamaan dari tingkat terkecil yakni lingkungan keluarga dan menyebar ke lingkungan sekitar.
Tahun Baru Imlek tidak hanya dirayakan oleh umat Budha namun oleh seluruh keturunan Tionghoa di belahan dunia guna menyambut pergantian musim dingin ke musim semi di tanah leluhur mereka.
Edy Susanto, seorang warga Kota Bengkulu keturunan Tionghoa mengatakan bahwa Imlek berarti sukacita, harapan dan bersyukur.
"Imlek berarti memasuki musim semi yang membawa harapan dan kebahagiaan karena setelah musim dingin masyarakat di sana mulai memasuki musim tanam," katanya.
Ia mengatakan bahwa musim semi datang membawa harapan akan keberuntungan, kebahagiaan dan hidup yang lebih baik. Karena itu warga keturunan Tionghoa menyambut momentum tersebut dengan bersukacita, berkumpul bersama keluarga dan membagi kebahagiaan tersebut dengan warga sekitarnya.
Nuansa Imlek cukup terasa di salah satu sudut Kota Bengkulu, tepatnya di Vihara Buddha-Yana di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Malabero. Rumah ibadah yang berdiri di permukiman tua yang dikenal dengan sebutan Kampung Cina itu dipadati ratusan umat yang mengikuti ibadah ucapan syukur menyambut Tahun Baru Imlek 2567. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016