Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menegaskan peringatan Hari Harimau Sedunia (Global Tiger Day) pada 29 Juli setiap tahunnya harus menjadi momentum bersama dalam menjaga spesies harimau Sumatra (panthera tigris sumatrae) untuk menghindarinya dari ancaman kepunahan.
"Kita ingin membangun optimisme menjaga spesies harimau Sumatra untuk melindungi serta melakukan konservasi terhadap spesies lainnya," kata Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK RI Nunu Anugrah pada webinar bertajuk "Cerita para penyelamat harimau" dalam rangkaian peringatan Global Tiger Day 2024 di Padang, Senin.
Menurut dia, peringatan Global Tiger Day harus menjadi penyadaran bagi semua pihak pentingnya menjaga satwa yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya tersebut dari berbagai ancaman.
Apalagi, Indonesia telah kehilangan dua spesies yakni harimau Bali pada 1940-an dan harimau Jawa yang diperkirakan punah pada 1980-an. Oleh karena itu, keberadaan harimau Sumatra harus dijaga lewat konservasi berkelanjutan.
"Kita tidak boleh menyerah karena Pulau Sumatra mempunyai persoalan khusus dan kita mempunyai tanggung jawab menyelamatkan mamalia besar seperti harimau," kata Nunu.
Pada kesempatan itu, KLHK menyambut baik upaya dan kerja keras BKSDA Sumbar selama beberapa tahun terakhir dalam menyelamatkan harimau Sumatra. Pihaknya menyakini populasi harimau Sumatra dapat terus dijaga lewat berbagai tindakan konservasi di lapangan.
Nunu menyampaikan pemerintah pusat melalui KLHK bersama mitra strategis juga terus berusaha memulihkan populasi dan habitat harimau Sumatra lewat program yang sistematis dan berkelanjutan.
Sementara itu, Kepala BKSDA Provinsi Sumbar Lugi Hartanto mengatakan hingga Juli 2024 instansi tersebut berhasil menyelamatkan atau menangani 21 konflik harimau Sumatra.
"Sejak Januari hingga Juli 2024 BKSDA Provinsi Sumbar sudah melakukan penyelamatan 21 kejadian dari 70-an kasus," kata Kepala BKSDA Provinsi Sumbar Lugi Hartanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
"Kita ingin membangun optimisme menjaga spesies harimau Sumatra untuk melindungi serta melakukan konservasi terhadap spesies lainnya," kata Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK RI Nunu Anugrah pada webinar bertajuk "Cerita para penyelamat harimau" dalam rangkaian peringatan Global Tiger Day 2024 di Padang, Senin.
Menurut dia, peringatan Global Tiger Day harus menjadi penyadaran bagi semua pihak pentingnya menjaga satwa yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya tersebut dari berbagai ancaman.
Apalagi, Indonesia telah kehilangan dua spesies yakni harimau Bali pada 1940-an dan harimau Jawa yang diperkirakan punah pada 1980-an. Oleh karena itu, keberadaan harimau Sumatra harus dijaga lewat konservasi berkelanjutan.
"Kita tidak boleh menyerah karena Pulau Sumatra mempunyai persoalan khusus dan kita mempunyai tanggung jawab menyelamatkan mamalia besar seperti harimau," kata Nunu.
Pada kesempatan itu, KLHK menyambut baik upaya dan kerja keras BKSDA Sumbar selama beberapa tahun terakhir dalam menyelamatkan harimau Sumatra. Pihaknya menyakini populasi harimau Sumatra dapat terus dijaga lewat berbagai tindakan konservasi di lapangan.
Nunu menyampaikan pemerintah pusat melalui KLHK bersama mitra strategis juga terus berusaha memulihkan populasi dan habitat harimau Sumatra lewat program yang sistematis dan berkelanjutan.
Sementara itu, Kepala BKSDA Provinsi Sumbar Lugi Hartanto mengatakan hingga Juli 2024 instansi tersebut berhasil menyelamatkan atau menangani 21 konflik harimau Sumatra.
"Sejak Januari hingga Juli 2024 BKSDA Provinsi Sumbar sudah melakukan penyelamatan 21 kejadian dari 70-an kasus," kata Kepala BKSDA Provinsi Sumbar Lugi Hartanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024