Bengkulu (Antara) - Harga lada hitam yang dijual di tingkat petani di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, tercatat Rp95.000 per kilogram atau menurun sebesar Rp20.000 per kilogram.
Pedagang pengumpul lada di Desa Bakal Makmur Kabupaten Kaur, Irawan di Bengkulu, Selasa, mengatakan sebelumnya petani menjual komoditas itu seharga Rp115.000 per kilogram.
"Penurunan harga lada terjadi dalam sepekan terakhir dari sebelumnya Rp115 menjadi Rp95 ribu per kilogram di tingkat petani," katanya.
Ia mengatakan lada yang dijual petani di wilayah itu sebagian besar dalam bentuk lada hitam sebab pengolahannya cenderung lebih murah.
Harga lada atau dalam bahasa lokal disebut sahang tersebut menurut Irawan sudah mengalami kenaikan cukup tinggi sebab sebelumnya petani hanya menjual komoditas itu Rp40 ribu per kilogram.
"Kondisi harga saat ini cukup tinggi sebab sebelumnya kami hanya menjual Rp30 ribu sampai Rp40 ribu per kilogram, kemudian naik Rp115 ribu lalu turun menjadi Rp95 ribu," ucapnya.
Selain komoditas lada, petani di kabupaten paling selatan yang berbatasan dengan Provinsi Lampung itu juga menjual komoditas kopi dan pinang.
Harga kopi di tingkat petani Rp18.500 per kilogram dan harga pinang Rp13.000 per kilogram.
"Harga ketiga komoditas ini cukup membantu petani yang terpuruk karena harga karet yang anjlok menjadi Rp3.000 per kilogram," katanya.
Kabupaten Kaur merupakan salah satu sentra komoditas lada selain Kabupaten Kepahiang. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BPKMD), luas areal komoditas lada di Kabupaten Kaur mencapai 505 hektare merupakan areal terluas kedua setelah Kabupaten Kepahiang yang mencapai 2.800 hektare.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Pedagang pengumpul lada di Desa Bakal Makmur Kabupaten Kaur, Irawan di Bengkulu, Selasa, mengatakan sebelumnya petani menjual komoditas itu seharga Rp115.000 per kilogram.
"Penurunan harga lada terjadi dalam sepekan terakhir dari sebelumnya Rp115 menjadi Rp95 ribu per kilogram di tingkat petani," katanya.
Ia mengatakan lada yang dijual petani di wilayah itu sebagian besar dalam bentuk lada hitam sebab pengolahannya cenderung lebih murah.
Harga lada atau dalam bahasa lokal disebut sahang tersebut menurut Irawan sudah mengalami kenaikan cukup tinggi sebab sebelumnya petani hanya menjual komoditas itu Rp40 ribu per kilogram.
"Kondisi harga saat ini cukup tinggi sebab sebelumnya kami hanya menjual Rp30 ribu sampai Rp40 ribu per kilogram, kemudian naik Rp115 ribu lalu turun menjadi Rp95 ribu," ucapnya.
Selain komoditas lada, petani di kabupaten paling selatan yang berbatasan dengan Provinsi Lampung itu juga menjual komoditas kopi dan pinang.
Harga kopi di tingkat petani Rp18.500 per kilogram dan harga pinang Rp13.000 per kilogram.
"Harga ketiga komoditas ini cukup membantu petani yang terpuruk karena harga karet yang anjlok menjadi Rp3.000 per kilogram," katanya.
Kabupaten Kaur merupakan salah satu sentra komoditas lada selain Kabupaten Kepahiang. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BPKMD), luas areal komoditas lada di Kabupaten Kaur mencapai 505 hektare merupakan areal terluas kedua setelah Kabupaten Kepahiang yang mencapai 2.800 hektare.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016