Mukomuko (Antara) - Udara pada siang dan malam hari di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu sejak beberapa hari terakhir terasa lebih panas dari biasanya dan membuat warga di daerah ini kepanasan ketika berada dalam rumah.

"Sudah dua hari ini udara yang kami rasakan sangat panas dan membuat seluruh tubuh menjadi gerah. Kami tidak tahan berada dalam rumah," kata warga Kelurahan Bandar Ratu Ade Harianto, di Mukomuko, Minggu.

Udara menjadi panas, kata dia, karena di luar rumah angin tidak lagi bertiup apalagi saat berada dalam rumah.

"Sudah kami buka jendela pada malam hari tetapi tetap saja panas dan terpaksa kami menggunakan AC saat tidur," ujarnya lagi.

Udara panas di daerah yang berjarak sejauh 270 km sebelah utara Kota Bengkulu itu, mulai terjadi sejak sepekan terakhir menyusul hujan yang semakin jarang turun dalam kurun waktu lama.

"Hujan pernah turun tetapi hanya sebentar. Hujan yang turun di wilayah ini tidak membuat udara menjadi dingin," ujarnya menambahkan.

Dewan Pendiri LSM Komunitas Masyarakat Peduli Alam Sekitar (Kompast) Kabupaten Mukomuko Juni Kurniadiana menilai, cuaca panas mudah sekali terjadi di daerah itu karena alam di permukiman penduduk semakin rusak.

"Pohon-pohon sekarang sudah jarang ditemui di depan dan belakang rumah, tapi yang banyak ditemukan sekarang itu tanaman sawit," ujarnya lagi.

Meskipun tanaman sawit bukan satu-satunya penyebab cuaca cepat menjadi panas saat musim kemarau tetapi sedikit berpengaruh, untuk itu upaya yang harus dilakukan pemerintah sekarang adalah menghentikan perluasan kebun sawit.

"Buat kebijakan dan aturan itu agar tidak terjadi pemanasan global dan berkurang debir air sungai," ujarnya lagi.***4***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016