Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Warga Desa Tanah Hitam, Kecamatan Padangjaya, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, khawatir akan ancaman harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) yang berkeliaran di wilayah itu.
"Akhir-akhir ini seekor harimau dewasa berkeliaran di sekitar perkampungan warga setempat bahkan memangsa ternak kambing dan anjing peliharaan," kata seorang warga Desa Padang Jaya, Harimun dihubungi, Senin.
Ia mengatakan, harimau itu tidak jauh dari perkampungan penduduk dan bahkan sepekan terakhir ada beberapa kambing warga tewas dimakan hewan dilingdungi itu.
"Kami merasa takut untuk beraktifitas ke kebun karena harimau itu sering terlihat melintas di jalan warga ke areal perkebunan," ujarnya.
Masalah tersebut sudah dilaporkan ke Balai Konservasi sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu untuk dilakukan pengusir atau ditangkap, tambahnya.
Kepala BKSDA Bengkulu Amon Zamora ketika dihubungi mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan resmi dari warga daerah itu, namun baru sekedar pembicaraan lisan.
Namun demikian tetap akan ditindak lanjuti dengan menurunkan tim ke lokasi karena desa itu berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung.
Bila harimau itu berada di sekitar perkampungan warga akan diuusir ke kawasan hutan, namun keberadaanya dalam kawasan hutan lindung dan ada kebun warga, maka pemilik kebun disarankan untuk meninggalkan lokasi.
Lokasi harimau berkeliaran itu seabgian besar pada habitat dalam kawasan, akibat meraknya perambah berkebun dalam kawasan hutan, maka gangguan harimau terus meningkat, ujarnya. (Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Akhir-akhir ini seekor harimau dewasa berkeliaran di sekitar perkampungan warga setempat bahkan memangsa ternak kambing dan anjing peliharaan," kata seorang warga Desa Padang Jaya, Harimun dihubungi, Senin.
Ia mengatakan, harimau itu tidak jauh dari perkampungan penduduk dan bahkan sepekan terakhir ada beberapa kambing warga tewas dimakan hewan dilingdungi itu.
"Kami merasa takut untuk beraktifitas ke kebun karena harimau itu sering terlihat melintas di jalan warga ke areal perkebunan," ujarnya.
Masalah tersebut sudah dilaporkan ke Balai Konservasi sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu untuk dilakukan pengusir atau ditangkap, tambahnya.
Kepala BKSDA Bengkulu Amon Zamora ketika dihubungi mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan resmi dari warga daerah itu, namun baru sekedar pembicaraan lisan.
Namun demikian tetap akan ditindak lanjuti dengan menurunkan tim ke lokasi karena desa itu berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung.
Bila harimau itu berada di sekitar perkampungan warga akan diuusir ke kawasan hutan, namun keberadaanya dalam kawasan hutan lindung dan ada kebun warga, maka pemilik kebun disarankan untuk meninggalkan lokasi.
Lokasi harimau berkeliaran itu seabgian besar pada habitat dalam kawasan, akibat meraknya perambah berkebun dalam kawasan hutan, maka gangguan harimau terus meningkat, ujarnya. (Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012