Bengkulu (Antara) - Pengelola Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pentagon Kabupaten Kaur, Bengkulu memanfaatkan tenaga angin dan matahari untuk memenuhi kebutuhan energi di sekolah berbasis sains itu.
Kepala SMA Negeri 10 Pentagon Yeye Hendri di Kaur, Selasa mengatakan energi terbarukan yang dibangun di sekolah itu dapat menghasilkan daya 500 watt.
"Pembangunan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi sekolah menjadi bagian dari pembelajaran ekstrakurikuler bagi siswa," kata Yeye.
Menurut dia, bila listrik yang dialiri oleh perusahaan listrik negara mengalami pemadaman di sekolah itu, maka daya yang dihasilkan dari energi terbarukan menggunakan pembangkit tenaga angin dan matahari dapat menyuplai kebutuhan penerangan sekolah mereka.
Sekolah Pentagon yang mulai menerima siswa baru pada 2014 dibangun untuk pelajar yang menggemari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain memberikan mata pelajaran umum, sekolah berasrama ini menyediakan empat mata pelajaran ekstrakurikuler bagi siswanya yakni nanoteknologi, bioteknologi, robotik dan energi terbarukan.
Yeye mengatakan dari 70 siswa kelas X dan XI di sekolah itu, sebagian besar memilih mata pelajaran energi terbarukan sebagai pelajaran ekstrakurikuler mereka.
"Minat siswa mempelajari energi terbarukan sangat tinggi dan mereka dibimbing para pakar dari Universitas Bengkulu dan LIPI," ucapnya.
Wulan, salah seorang pelajar SMA Pentagon asal Liwa Provinsi Lampung mengatakan tertarik memilih ekstrakurikuler energi terbarukan karena pengalaman buruk pemadaman listrik yang sering dialaminya.
"Kalau kita bisa mengembangkan energi terbarukan maka tidak perlu bergantung pada kondisi cuaca, misalnya kalau hujan badai maka listrik biasanya padam," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Kepala SMA Negeri 10 Pentagon Yeye Hendri di Kaur, Selasa mengatakan energi terbarukan yang dibangun di sekolah itu dapat menghasilkan daya 500 watt.
"Pembangunan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi sekolah menjadi bagian dari pembelajaran ekstrakurikuler bagi siswa," kata Yeye.
Menurut dia, bila listrik yang dialiri oleh perusahaan listrik negara mengalami pemadaman di sekolah itu, maka daya yang dihasilkan dari energi terbarukan menggunakan pembangkit tenaga angin dan matahari dapat menyuplai kebutuhan penerangan sekolah mereka.
Sekolah Pentagon yang mulai menerima siswa baru pada 2014 dibangun untuk pelajar yang menggemari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain memberikan mata pelajaran umum, sekolah berasrama ini menyediakan empat mata pelajaran ekstrakurikuler bagi siswanya yakni nanoteknologi, bioteknologi, robotik dan energi terbarukan.
Yeye mengatakan dari 70 siswa kelas X dan XI di sekolah itu, sebagian besar memilih mata pelajaran energi terbarukan sebagai pelajaran ekstrakurikuler mereka.
"Minat siswa mempelajari energi terbarukan sangat tinggi dan mereka dibimbing para pakar dari Universitas Bengkulu dan LIPI," ucapnya.
Wulan, salah seorang pelajar SMA Pentagon asal Liwa Provinsi Lampung mengatakan tertarik memilih ekstrakurikuler energi terbarukan karena pengalaman buruk pemadaman listrik yang sering dialaminya.
"Kalau kita bisa mengembangkan energi terbarukan maka tidak perlu bergantung pada kondisi cuaca, misalnya kalau hujan badai maka listrik biasanya padam," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016