Jajaran TNI AU melibatkan maskapai sipil dalam proses wargaming atau uji strategi tempur udara yang digelar dalam rangkaian latihan Angkasa Yudha 2024.
Dalam siaran pers resmi yang disiarkan Rabu, pelibatan maskapai sipil itu terlihat dari hadirnya perwakilan maskapai dari Garuda Indonesia, Lion Air dan Super Air Jet untuk menyaksikan operasi yang dijalankan Komando Tugas Udara Gabungan (Kogasudgab) di Ruang Yudha, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau), Lembang, Bandung.
Dalam kegiatan ini, perwakilan maskapai sipil berperan memberikan masukan dari sisi non militer terhadap setiap strategi yang disusun oleh Kogasudgab.
Masukan tersebut dinilai perlu untuk mengevaluasi setiap strategi yang dijalankan para penerbang dan personel lain TNI AU.
Dengan evaluasi tersebut, TNI AU dapat mengukur efisiensi, dampak sosial dan risiko yang timbul dari setiap simulasi yang dijalankan.
Di dalam siaran pers tersebut juga dijelaskan pelibatan maskapai sipil dalam kegiatan TNI AU telah diatur oleh Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang TNI yang mengatur operasi militer selain perang (OMSP), yang memungkinkan penggunaan sumberdaya nasional, termasuk pesawat sipil dalam mendukung tugas TNI.
Selain itu, Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan juga mengatur pemanfaatan pesawat sipil untuk kepentingan nasional dalam situasi darurat atau keadaan tertentu atas permintaan pemerintah.
"Peraturan itu diperkuat oleh Perpres No. 41 Tahun 2023 tentang Mobilisasi dan Demobilisasi, yang memberikan landasan bagi pemerintah untuk memobilisasi aset sipil, termasuk pesawat komersial dalam mendukung operasi militer atau dalam kondisi darurat," kutip siaran pers tersebut.
TNI AU pun berharap pelibatan maskapai sipil dalam Angkasa Yudha dapat lebih mengasah kemampuan para personel dalam menjalankan tugas.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono membuka rangkaian latihan Angkasa Yudha pada Senin (4/11).
Kepada awak media, dia menjelaskan kegiatan ini merupakan puncak latihan bersama TNI AU yang bertujuan untuk memperkuat pertahanan negara.
Dalam kegiatan Angkasa Yudha tahun ini, TNI AU mengambil konsep simulasi latihan menjaga kawasan udara Ibu Kota Nusantara (IKN).
Karenanya, pihaknya mengerahkan pasukan dan alutsista dalam jumlah banyak dalam latihan Angkasa Yudha tahun ini.
"Personel yang dilibatkan ada 2.500 orang kemudian alutsista yang digunakan kita menerbangkan 56 jenis pesawat kemudian ada radar kemudian ada kendaraan taktis dan ada kendaraan khusus juga kita mainkan," papar Tonny.
Tonny berharap kegiatan ini dapat mengasah kemampuan para personel dalam menjaga pertahanan udara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Dalam siaran pers resmi yang disiarkan Rabu, pelibatan maskapai sipil itu terlihat dari hadirnya perwakilan maskapai dari Garuda Indonesia, Lion Air dan Super Air Jet untuk menyaksikan operasi yang dijalankan Komando Tugas Udara Gabungan (Kogasudgab) di Ruang Yudha, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau), Lembang, Bandung.
Dalam kegiatan ini, perwakilan maskapai sipil berperan memberikan masukan dari sisi non militer terhadap setiap strategi yang disusun oleh Kogasudgab.
Masukan tersebut dinilai perlu untuk mengevaluasi setiap strategi yang dijalankan para penerbang dan personel lain TNI AU.
Dengan evaluasi tersebut, TNI AU dapat mengukur efisiensi, dampak sosial dan risiko yang timbul dari setiap simulasi yang dijalankan.
Di dalam siaran pers tersebut juga dijelaskan pelibatan maskapai sipil dalam kegiatan TNI AU telah diatur oleh Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang TNI yang mengatur operasi militer selain perang (OMSP), yang memungkinkan penggunaan sumberdaya nasional, termasuk pesawat sipil dalam mendukung tugas TNI.
Selain itu, Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan juga mengatur pemanfaatan pesawat sipil untuk kepentingan nasional dalam situasi darurat atau keadaan tertentu atas permintaan pemerintah.
"Peraturan itu diperkuat oleh Perpres No. 41 Tahun 2023 tentang Mobilisasi dan Demobilisasi, yang memberikan landasan bagi pemerintah untuk memobilisasi aset sipil, termasuk pesawat komersial dalam mendukung operasi militer atau dalam kondisi darurat," kutip siaran pers tersebut.
TNI AU pun berharap pelibatan maskapai sipil dalam Angkasa Yudha dapat lebih mengasah kemampuan para personel dalam menjalankan tugas.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono membuka rangkaian latihan Angkasa Yudha pada Senin (4/11).
Kepada awak media, dia menjelaskan kegiatan ini merupakan puncak latihan bersama TNI AU yang bertujuan untuk memperkuat pertahanan negara.
Dalam kegiatan Angkasa Yudha tahun ini, TNI AU mengambil konsep simulasi latihan menjaga kawasan udara Ibu Kota Nusantara (IKN).
Karenanya, pihaknya mengerahkan pasukan dan alutsista dalam jumlah banyak dalam latihan Angkasa Yudha tahun ini.
"Personel yang dilibatkan ada 2.500 orang kemudian alutsista yang digunakan kita menerbangkan 56 jenis pesawat kemudian ada radar kemudian ada kendaraan taktis dan ada kendaraan khusus juga kita mainkan," papar Tonny.
Tonny berharap kegiatan ini dapat mengasah kemampuan para personel dalam menjaga pertahanan udara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024