Bengkulu (Antarabengkulu.com) - Bank Indonesia mengatakan, transportasi udara sepanjang 2016 masih menjadi momok bagi inflasi Provinsi Bengkulu, sehingga mengakibatkan inflasi Bengkulu berada di atas rata-rata nasional.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu, Endang Kurnia Sapurta di Bengkulu, Sabtu, mengatakan, lebih dari sepertiga inflasi Bengkulu disumbang oleh harga jasa transportasi udara.

"Inflasi Bengkulu pada 2016 sekitar 5,5 persen (yoy), dan transportasi udara menyumbang sekitar 2,2 persen (yoy) dari angka tersebut," kata dia.

Hampir setengah dari inflasi provinsi yang berada di pantai barat Pulau Sumatera itu disumbang oleh harga transportasi udara.

Hal itu sebenarnya disebabkan berbagai macam kendala, mulai dari letak Bengkulu yang kurang menguntungkan dari sisi geografis. Bengkulu tidak berada di jalur yang biasa menjadi jalur lintas Pulau Sumatera.

Akibatnya transportasi darat menjadi tidak begitu diminati sebagian masyarakat, apalagi ditambah kondisi jalur lintas barat dari dan menuju Bengkulu yang masih rusak parah.

Begitu juga laut, Pelabuhan Pulau Baai Provinsi Bengkulu saat ini baru produktif untuk angkutan penumpang ke pulau terluar saja yakni ke Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Sementara antar provinsi masyarakat lebih memilih menggunakan transportasi udara dan darat.

Kondisi pelabuhan juga masih memprihatinkan sebab terus mengalami pendangkalan alur, akibatnya kapal berbobot besar tidak bisa masuk ke pelabuhan.

Karena permasalahan tersebut terus menjadi kendala, masyarakat akhirnya memilih jasa transportasi udara, tetapi permasalahannya harga tarif untuk tiket pesawat tidak diatur oleh daerah tetapi dari pusat.

"Di Bengkulu rentang harga batas atas dan bawah tiket pesawat jaraknya lebar sekali, sehingga harganya sangat fluktuatif, inilah yang membuat angka inflasi semakin tinggi," ucapnya.

Di daerah ini juga tidak ada persaingan berarti dari maskapai, oleh karena jumlah penduduk Bengkulu yang hanya berkisar 1,5 juta jiwa.

"Pengguna jasa sedikit, jadi maskapai yang ke Bengkulu beberapa saja, bahkan seperti rute Bengkulu--Palembang hanya dikuasai satu maskapai saja," kata Endang.

Banyaknya maskapai pada satu rute akan menekan rentang batas atas dan bawah dari harga tiket. Setiap maskapai tentu akan berlomba memberikan harga yang terjangkau, akibatnya dampak inflasi dapat ditekan.

"Nah dilema Bengkulu ini, maskapai sedikit jadi mereka bisa menetapkan harga yang lebih tinggi dari seharusnya, butuh solusi agar inflasi dari transportasi udara tidak besar, pemerintah daerah dan pihak maskapai perlu berkoordinasi," ujarnya.

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017