Bukittinggi (ANTARA Bengkulu) - Dua pendaki yang dilaporkan hilang di Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, masih belum ditemukan.

"Pencarian hari ini merupakan hari ketiga. Tim relawan sebanyak 125 orang masih belum berhasil menemukan kedua pendaki tersebut," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Bambang Warsito, Minggu.

Dia menyebutkan, tim relawan akan mengupayakan kedua pendaki yang dilaporkan hilang di sekitar hutan Marapi tersebut cepat ditemukan, baik dalam kondisi selamat atau telah meninggal dunia.

"Para relawan telah memusatkan pencarian kedua pendaki tersebut di sekitar Rimbo Lumuik dan Parak Rotan, yang merupakan lokasi akhir keduanya kontak dengan keluarganya," katanya.

Menurut dia, medan yang dilalui untuk mencari kedua pendaki tersebut tidak sulit, hanya saja pencarian terhalang karena kondisi cuaca yang sering hujan dan berkabut.

"Tim sedikit mengalami kesulitan karena kondisi cuaca yang berkabut dan sering hujan. Namun, tim terus berupaya untuk mencari dua pendaki itu," katanya.

Saat ini sebanyak 125 relawan terlibat mencari dua pendaki yang dilaporkan hilang di Gunung Marapi.

Ke-125 tim relawan itu terdiri dari BPBD Agam, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Bukittinggi, RAPI Tanah Datar, Kepolisian IV Angkek, Mapala STAIN Bukittinggi, BPBD Sumatera Barat, Kelompok Siaga Bencana (KSB) Canduang, PMI dari Agam, Bukittinggi dan Tanahdatar.

Ia menyebutkan, oleh tim relawan itu dibagi atas empat yakni tim pertama masuk dari Kacawali Batu Sampik, tim dua masuk dari Kacawali Parak Rotan, tim tiga dari Simpang Padang Tinggi ke Gadung Lareh dan tim keempat masuk dari Batu Jolong Pasangrahan ke Labuah Panjang.

Kedua pendaki yang dilaporkan hilang itu, yakni Abdul Hafidz (19), warga Sanjai Banto Darano, Bukittinggi, dan Alfian (16), warga Kamang Magek, Kabupaten Agam. Mereka berdua bekerja di warung internet (warnet) di daerah Tampan, Pekanbaru, Riau.

Mereka mendaki Gunung Marapi pada Selasa (19/6), dari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.

Kontak terakhir Hafidz dengan keluarganya melalui pesan singkat pada Rabu (20/6) pukul 19.00 WIB..

Pesan singkat yang dikirim Hafidz ke kakaknya Izzatilah (mahasiswai STAIN Bukittinggi) berisi "ma apis tasasek, kalau bisuak apis ndak magiah kaba tolong cari apis" (Ma Apis (Hafidz) tersesat, kalau besok Apis tidak memberi kabar, tolong cari Apis).

Setelah pesan singkat tersebut terkirim, pada Kamis (21/6), keluarga tidak lagi dapat menghubungi nomor telepon Hafidz, sehingga pencarian  mulai dilakukan pada Jumat (22/6).

Gunung Marapi merupakan salah satu gunung aktif di Sumbar. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun dari luar Sumbar.

Setiap pergantian tahun baru, gunung yang memiliki tinggi 2.891 meter dari permukaan laut (mdpl) selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanahdatar. Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Merapi.

Kedua pendaki mencoba melewati daerah Lasi, Canduang, Kabupaten Agam, yang belum ada rute bagi pendakian biasa ke puncak gunung itu. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012