Padang (ANTARA Bengkulu) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, menilai kegiatan masyarakat di
Minangkabau, menjelang memasuki bulan Ramadhan seperti "balimau" atau mensucikan, sudah bergeser kearah
maksiat dan hura-hura.

Pada intinya "balimau" tujuannya baik dan seutuhnya merupakan budaya, untuk mensucikan diri menjelang
masuknya bulan Ramdhan, kata Ketua Bidang Pendidikan MUI Sumbar Duski Samad di Padang, Senin.

"Saat ini saya melihat, tujuan budaya yang baik tersebut sudah mulai bergeser, dan tidak lagi seperti
yang diharapkan, sebab telah mulai diselewengkan dengan tujuan yang tidak baik, seperti berhura-hura, dan
merupakan perbuatan yang mubazir," katanya.

Menurut dia, budaya balimau sendiri sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan ibadah, itu hanya budaya,
yang dahulu memiliki tujuan mulia, yaitu lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta, menjelang
memasuki bulan suci bagi umat Islam, namun sekarang tidak terlihat lagi tujuan dari budaya tersebut, sehingga perlu diluruskan kembali.

Melihat mulai bergesernya budaya balimau tersebut, MUI Sumbar menghimbau masyarakat setempat untuk lebih
cerdas dalam menyikapi hal itu, dan lebih memahami  makna dari budaya tersebut menjelang bulan Ramadhan,
dimana seharusnya masyarakat lebih memperbanyak ibadah, bukan melakukan hal yang mubazir dengan hura-hura.

Balimau (mandi dengan memakai berbagai kembang dan limau, serta pewangi yang disiramkan ke rambut) dengan
mandi bersamaan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya, di satu tempat pemandian, yang sering
terlihat menjelang bulan Ramadhan.

Mestinya mandi bersama laki-laki dan perempuan bukan muhrim tidak diperbolehkan dalam ajaran agama Islam,
begitu juga dengan adat dan budaya Minangkabau, dan itu telah bergeser dari makna "balimau" untuk mensucikan
diri yang sebenarnya.

"Balimau yang ada saat ini, selain merupakan hal yang mubazir, dapat juga mengundang pada perbuatan maksiat,
sehingga diharapkan masyarakat mengerti akan makna balimau itu sesungguhnya," jelasnya.(ant)

Pewarta:

Editor : Zulkifli Lubis


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012