Kuala Lumpur (Antara) - Meskipun Indonesia mampu menambah dua medali perak dan satu perunggu pada hari pembukaan SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu, posisi kontingen Merah-Putih masih tetap berada di urutan keempat dalam daftar perolehan medali.

Tuan rumah Malaysia masih bercokol di posisi teratas dengan 7 emas, 4 perak dan 5 perunggu, diikuti Singapura 3 emas, 3 perak dan 3 perunggu.

Posisi di atas Indonesia adalah Thailand yang mengemas 3 emas, 3 perak dan 1 perunggu, dan Indonesia mengumpulkan 2 emas, 2 perak dan 4 perunggu.

Pelari jarak jauh Indonesia Agus Prayogo mengawali perolehan medali perak setelah hanya finis di urutan kedua nomor lari marathon .

Medali perak berikutnya bagi indonesia disumbangkan oleh tim beregu putra sepak takraw, setelah harus puas melihat Thailand kembali mendominasi emas, disusul tuan rumah Malaysia dengan perunggu.

Medali perak dari cabang sepak takraw diraih setelah Indonesia mengalahkan Brunei Darussalam dengan skor telak 3-0 di stadion indoor Titiwangsa, Kuala Lumpur.

Melawan Brunei, Indonesia mengawali keunggulan set melalui trio Halim, Herson, Rezki Djaena yang menang 21-15, 21-7.

Selanjutnya trio Victoria Eka Prasetyo, Samsul Hadi, Saiful Rijal menang melawan regu kedua Brunei 21-19,  21-10.

Regu ketiga Indonesia yang diperkuat Rizki Pago, Hendra Pago, Novriisal memastikan Indonesia memimpin 3-0 atas Brunei.

Satu medali perunggu pada hari pembukaan SEA Games 2017 diperoleh dari cabang polo air putri Indonesia  setelah berhasil mengalahkan Malaysia 7 - 1.

Medali emas diraih oleh Thailand sedangkan medali perak diraih oleh Singapura.

SEA Games 2017 dibuka Sabtu malam di Stadion Nasional Bukit Jalil.


Harus Puas Dengan Medali Perak
Timnas polo air putra Indonesia harus puas dengan medali perak meski pertandingan terakhir SEA Games 2017 di National Aquatic Center Bukit Jalil, Malaysia, Minggu, mampu mengalahkan Filipina dengan skor 12-5.

Meski memang besar, anak asuh Milos Sakovic ini tidak mampu mengejar selisih gol dengan peraih emas yaitu Singapura yang di pertandingan terakhir juga mampu menang besar atas tuan rumah Malaysia dengan skor 17-4.

Pada akhir klasemen, Indonesia dan Singapura sama-sama mengemas 10 poin.

Meski hanya meraih medali perak atau sama dengan SEA Games sebelumnya, Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) sangat mengapresiasi perjuangan Rezza Auditya dan kawan-kawan. Apalagi selama turun di kejuaraan dua tahunan ini tidak pernah kalah.

"Perjuangan tim putra luar biasa dan patut di apresiasi karena sudah membuat rekor tidak pernah kalah dalam sebuah turnamen. Selain itu mampu membuat sejarah dengan menahan imbang Singapura karena sepanjang sejarah selalu kalah," kata Ketua Umum PB PRSI Anindya Bakrie usai pertandingan.

Pada pertandingan pamungkas dengan sistem saling bertemu itu, Indonesia yang mengejar difisit enam gol dari Singapura itu bermain cukup keras dan berhasil mendominasi jalannya pertandingan. Bahkan pada dua babak pertama sudah unggul 6-1.

Pada dua babak berikutnya, Indonesia yang membutuhkan kemenangan besar terus memberikan tekanan kepada Filipina. Tim lawan sebenarnya juga tidak kalah gesit dalam memberikan perlawanan. Namun tim Merah Putih lebih sigap dan mengakhiri pertandingan dengan skor 12-5.

"Apa pun hasilnya, kami sudah bekerja keras. Kami tak kalah dan ada perkembangan signifikan. Di SEA Games 2015 lalu, kami kebobolan 35 gol. Kini, kami bisa memangkasnya menjadi 15 gol," kata kapten timnas Rezza Auditya.

Menurut dia, dengan kondisi saat ini pihaknya optimistis perkembangan polo air Indonesia kedepannya bakal lebih baik. Apalagi tahun depan sudah dihadapkan dengan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. ***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017