Gangguan signifikan melanda ribuan lokasi stasiun pemancar (site) dan Base Transceiver Station (BTS) Telkomsel di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pasca bencana.

"Di tengah tantangan akses dan infrastruktur yang masih sulit, kami berkomitmen untuk terus hadir dan memaksimalkan seluruh upaya untuk mempercepat pemulihan jaringan," kata Vice President Consumer Business Area Sumatera Telkomsel, Saki Hamsat Bramono, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.

Bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, mengakibatkan padamnya pasokan listrik di banyak wilayah.

Kondisi ini secara langsung memengaruhi aktivitas masyarakat dan operasional layanan telekomunikasi.

Telkomsel menyampaikan duka cita mendalam atas musibah yang menimpa saudara-saudara di tiga provinsi tersebut.

Di Provinsi Aceh, gangguan parah melanda lebih dari 1.430 site dan 2.400 BTS Telkomsel.

Selain itu, 15 Sentral Telepon Otomat (STO), pusat penghubung layanan, juga mengalami masalah operasional.

Gangguan utama diakibatkan oleh pemadaman listrik, robohnya tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), dan akses jalan terputus.

Proses pemulihan jaringan di Aceh membutuhkan dukungan khusus. Dukungan itu berupa penggunaan perahu karet untuk mencapai lokasi perbaikan. Selain itu, perangkat satelit digunakan untuk layanan komunikasi darurat.

Sementara itu, di Sumatera Utara (Sumut), sekitar 1.100 site dan 1.900 BTS juga masih terdampak bencana.

Gangguan terjadi pula pada 10 STO, terutama di wilayah Gunung Sitoli, Teluk Dalam, dan Sibolga.

Masalah di Sumut sebagian besar diakibatkan oleh putusnya kabel serat optik (FO cut) pada ruas jalur Sibolga–Barus.

Di Sumatera Barat (Sumbar), lebih dari 190 site dan 360 BTS mengalami gangguan. Tercatat 1 STO di Sumbar juga terdampak kerusakan infrastruktur.

Kerusakan infrastruktur dan jalur utama (backbone) terjadi di sejumlah titik penting wilayah Sumbar.

Pewarta: Abdu Faisal

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025