Jakarta (Antara) - Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menilai penyebaran "hoax" di media sosial menjadi penyebab pengepungan Gedung YLBHI di Jalan Diponegoro No. 74, Menteng, Jakarta Pusat, yang dilakukan oleh massa sejak Minggu (17/9) malam.

"Sejak Jumat sebenarnya sudah viral di media sosial soal propaganda, hoax, instruksi-instruksi untuk menyerbu kantor kami, dan semalam itu nampaknya adalah puncaknya," kata Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhamad Isnur di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin.

Isnur menjelaskan pihaknya sempat khawatir untuk tetap mengadakan kegiatan bertema #AsikAsikAksi. Namun, karena acara tersebut murni diisi dengan penampilan seni serta budaya, dan pembacaan puisi dalam rangka keperihatinan atas pembubaran acara seminar sejarah oleh aparat pada Sabtu (16/9), YLBHI tidak merasa ada yang salah jika kegiatan itu tetap dilaksanakan.

"Apalagi kegiatan ini sudah diklarifikasi oleh pihak kepolisian. Tapi tetap saja massa menyerang kantor kami. Jelas berita-berita bohong sudah disiarkan dan diviralkan secara sistematis dan meluas bahwa ini acara PKI," tutur dia.

Terkait dengan masalah tersebut, Isnur mengaku pihaknya khawatir bahwa aksi yang berlangsung sejak Minggu malam hingga Senin dini hari itu, sebenarnya ditunggangi pihak-pihak yang menghendaki kerusuhan.

"Adanya hoaks dan propoganda ini kami kecam. Kami menyerahkan kepada aparat hukum agar ditangkap," kata dia.

Sebelumnya, pada Minggu malam, massa yang menamakan diri sebagai kelompok antikomunis telah mengepung Gedung YLBHI/LBH di Menteng, Jakarta.

Pada Senin dini hari, perkumpulan itu menjadi ricuh dengan mulai melemparkan benda-benda keras seperti batu dan botol ke arah gedung tersebut, yang membuat aparat kepolisian mulai menembakkan gas air mata kepada kerumunan masyarakat.

Beberapa dentuman gas air mata serta tembakan peringatan nampak dilepaskan melalui senjata milik polisi. Sementara itu, kendaraan baracuda atau antihuru-hara juga dikerahkan untuk membubarkan kerumunan massa.

Sekitar pukul 02.00 WIB, sedikit demi sedikit massa mulai meninggalkan area gedung itu. Namun kemudian di antara kerumunan tersebut ada yang melemparkan benda keras ke arah polisi yang diikuti lemparan benda lainnya.

Polisi merespons tindakan tersebut dengan melepas tembakan peringatan serta menangkap beberapa warga. Saat kejadian, teriakan ungkapan simbol antikomunis terus dilontarkan oleh peserta aksi. ***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017