Bengkulu (Antara) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung membentuk Forum Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial Koridor Gajah Sumatera (Elephas maximus Sumatranus) di lansekap Seblat, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Mukomuko.

Pembentukan forum itu dilakukan BKSDA Bengkulu-Lampung dengan

menggandeng Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu, akademisi, swasta, dan lembaga non-pemerintah, kata Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung Abu Bakar Cekmat di Bengkulu, Rabu.

"Forum kolaborasi ini yang akan mempersiapkan perencanaan koridor gajah, membangun komunikasi para pihak dan melakukan monitoring," katanya.

Saat rapat koordinasi pembentukan Forum Kolaborasi Koridor Gajah Sumatera di Lansekap Seblat Bengkulu yang digelar BKSDA Bengkulu-Lampung di Bengkulu, Abu mengatakan forum kolaborasi tersebut diinisiasi untuk menyelamatkan gajah Sumatera dari kepunahan.

Anggota forum yang berasal dari lembaga usaha antara lain PT Anglo Eastern Plantation perusahaan perkebunan kelapa sawit modal asing, PT Anugerah Prama Inspirasi (API) perusahaan pemegang konsesi IUPHK, akademisi Universitas Bengkulu, lembaga non-pemerintah Akar Network telah menandatangani nota kesepahaman.

"Setelah pembentukan forum ini maka surat keputusan pembentukan segera dinaikkan ke gubernur untuk disahkan," ucapnya.

Abu mengatakan forum kolaborasi itu menjadi strategis untuk bersama-sama menyelamatkan gajah Sumatera di Bengkulu yang diperkirakan tersisa 70 ekor.

Alih fungsi kawasan hutan yang menjadi habitat satwa langka dilindungi itu menjadi salah satu pemicu konflik antara manusia dan gajah yang berujung pada kepunahan satwa.

"Ancaman perburuan juga sangat tinggi yang dipermudah dengan kondisi habitatnya yaitu hutan yang terfragmentasi atau terkotak-kotak," kata dia.

Karena itu, pembuatan koridor yang dibalut dalam Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) mencakup kawasan Hutan Produksi, Hutan Produksi Terbatas, Taman Wisata Alam dan sebagian konsesi IUPHK dan HGU perkebunan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu, Agus Priambudi menambahkan, penetapan KEE itu akan disinkronkan dengan perencanaan zonasi kawasan penting yang berada di bawah pengelolaan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP).

"Penyelamatan gajah Sumatera dari ancaman kepunahan menjadi konsen bersama dalam forum kolaborasi ini," ucapnya.

Ia menambahkan koridor yang dibalut dalam KEE tersebut berfungsi menghubungkan antarwilayah yang terfragmentasi, sehingga antarkelompok gajah dapat terhubung atau bertemu.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017