Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Pejabat pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengatakan lima dari sembilan SMP pelaksana Ujian Nasional Berbasis Komputer di daerah itu belum memiliki server cadangan.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rejang Lebong, Hanafi di Rejang Lebong, Senin, mengatakan keberadaan server cadangan itu sangat penting guna menjaga kemungkinan adanya gangguan di server induk saat pelaksanaan ujian.
"Saat ini masih ada lima sekolah yang belum memiliki server cadangan, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini masing-masing sekolah itu bisa menyiapkannya," kata Hanafi.
Adapun lima sekolah yang belum memiliki server cadangan tersebut, yakni SMPN 5 Rejang Lebong, SMPN 8 Rejang Lebong, SMP IT Rabbi Radhiyya, SMP Aisyiyah dan SMP Islam Terpadu Khairu Ummah.
Sedangkan empat SMP lainnya yakni SMPN 1 Rejang Lebong, SMPN 3 Rejang Lebong, SMPN 25 Rejang Lebong dan SMP Xaverius, sudah memiliki server cadangan.
Selain masih ada sekolah yang belum memiliki server cadangan, kesembilan sekolah ini juga belum memiliki genset dengan kapasitas 12.000 watt yang berfungsi sebagai cadangan jika pasokan listrik PLN mengalami pemadaman.
"Untuk itu kami sudah minta kepada masing-masing sekolah ini menyiapkannya, apakah menyewa atau meminjam dari pihak lainnya. Kami juga akan menyurati PLN dan PT Telkom, agar saat pelaksanaan UNBK nanti tidak ada pemadaman listrik atau pun gangguan internet," ujarnya.
Pelaksanaan UNBK tingkat SMP sederajat ini dilaksanakan pada 24-26 April mendatang. Sedangkan untuk simulasi UNBK sudah mereka laksanakan pada 20 Maret lalu dan tidak mengalami kendala apapun.
Pelaksanaan UNBK di Rejang Lebong tahun ini secara keseluruhan akan dilaksanakan di sembilan SMP dengan jumlah peserta sebanyak 1.200 siswa. Sedangkan secara keseluruhan murid SMP dan MTs di Rejang Lebong yang terdaftar sebagai peserta UNBK dan UNKP mencapai 4.475 siswa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rejang Lebong, Hanafi di Rejang Lebong, Senin, mengatakan keberadaan server cadangan itu sangat penting guna menjaga kemungkinan adanya gangguan di server induk saat pelaksanaan ujian.
"Saat ini masih ada lima sekolah yang belum memiliki server cadangan, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini masing-masing sekolah itu bisa menyiapkannya," kata Hanafi.
Adapun lima sekolah yang belum memiliki server cadangan tersebut, yakni SMPN 5 Rejang Lebong, SMPN 8 Rejang Lebong, SMP IT Rabbi Radhiyya, SMP Aisyiyah dan SMP Islam Terpadu Khairu Ummah.
Sedangkan empat SMP lainnya yakni SMPN 1 Rejang Lebong, SMPN 3 Rejang Lebong, SMPN 25 Rejang Lebong dan SMP Xaverius, sudah memiliki server cadangan.
Selain masih ada sekolah yang belum memiliki server cadangan, kesembilan sekolah ini juga belum memiliki genset dengan kapasitas 12.000 watt yang berfungsi sebagai cadangan jika pasokan listrik PLN mengalami pemadaman.
"Untuk itu kami sudah minta kepada masing-masing sekolah ini menyiapkannya, apakah menyewa atau meminjam dari pihak lainnya. Kami juga akan menyurati PLN dan PT Telkom, agar saat pelaksanaan UNBK nanti tidak ada pemadaman listrik atau pun gangguan internet," ujarnya.
Pelaksanaan UNBK tingkat SMP sederajat ini dilaksanakan pada 24-26 April mendatang. Sedangkan untuk simulasi UNBK sudah mereka laksanakan pada 20 Maret lalu dan tidak mengalami kendala apapun.
Pelaksanaan UNBK di Rejang Lebong tahun ini secara keseluruhan akan dilaksanakan di sembilan SMP dengan jumlah peserta sebanyak 1.200 siswa. Sedangkan secara keseluruhan murid SMP dan MTs di Rejang Lebong yang terdaftar sebagai peserta UNBK dan UNKP mencapai 4.475 siswa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018