Semarapura (ANTARA Bengkulu) - Masyarakat Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, menggelar tarian Sang Hyang sebagai ritual untuk mengusir berbagai jenis penyakit.
Tarian itu digelar sebanyak 23 kali sejak Rabu (25/7) di Desa Adat Lembongan, Kecamatan Nusa Penida. "Masyarakat sini memercayai tarian itu dapat mengusir penyakit," kata I Made Sumiarta selaku tokoh masyarakat Desa Adat Lembongan.
Pada hari pertama, Rabu (25/7), dipentaskan dua kali Tari Sang Hyang yang terdiri dari Tari Sang Hyang Bumbung dan Tari Sang Hyang penyalin.
Kemudian hari kedua hingga hari keempat dipentaskan beberapa rangkaian Tari Sang Hyang dari berbagai aliran. "Tari-tarian ini untuk menjaga keseimbangan alam karena selama ini desa kami rawan terhadap serangan hama," katanya.
Sebagai puncak ritual tarian itu dibawakan seluruh warga Desa Adat Lembongan, Sabtu (28/7) sekitar pukul 24.00 Wita.
Tradisi masyarakat Desa Adat Lembongan itu sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing yang berlibur di Nusa Penida.
Menurut Sumiarta tradisi itu sempat terhenti selama 30 tahun. "Kini masyarakat dengan kesadaran sendiri kembali melestarikan warisan budaya nenek moyang," katanya.(ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Tarian itu digelar sebanyak 23 kali sejak Rabu (25/7) di Desa Adat Lembongan, Kecamatan Nusa Penida. "Masyarakat sini memercayai tarian itu dapat mengusir penyakit," kata I Made Sumiarta selaku tokoh masyarakat Desa Adat Lembongan.
Pada hari pertama, Rabu (25/7), dipentaskan dua kali Tari Sang Hyang yang terdiri dari Tari Sang Hyang Bumbung dan Tari Sang Hyang penyalin.
Kemudian hari kedua hingga hari keempat dipentaskan beberapa rangkaian Tari Sang Hyang dari berbagai aliran. "Tari-tarian ini untuk menjaga keseimbangan alam karena selama ini desa kami rawan terhadap serangan hama," katanya.
Sebagai puncak ritual tarian itu dibawakan seluruh warga Desa Adat Lembongan, Sabtu (28/7) sekitar pukul 24.00 Wita.
Tradisi masyarakat Desa Adat Lembongan itu sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing yang berlibur di Nusa Penida.
Menurut Sumiarta tradisi itu sempat terhenti selama 30 tahun. "Kini masyarakat dengan kesadaran sendiri kembali melestarikan warisan budaya nenek moyang," katanya.(ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012