Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Anggota Komunitas Lestari Alam Laut untuk Negeri (Latun) Bengkulu melepasliarkan sebanyak 50 ekor tukik atau anak penyu di Pantai Tapak Paderi, Kota Bengkulu, sebagai aksi pelestarian spesies laut dilindungi itu.
"Ada 50 ekor anak penyu yang dilepasliarkan ke habitatnya setelah dirawat di penangkaran," kata Direktur Eksekutif Latun Bengkulu, Ari Anggoro di Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan pelepasliaran tukik yang diikuti sejumlah anggota dari berbagai komunitas di Bengkulu menjadi bagian dari program Latun untuk melestarikan penyu.
Selain anggota komunitas dan relawan, pelepasliaran penyu juga menggandeng para aparatur Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bengkulu dan melibatkan generasi muda untuk mengedukasi serta menumbuhkan rasa cinta terhadap penyu.
Tukik yang dilepasliarkan, kata Ari, merupakan hasil penangkaran komunitas pelestari penyu yang ada di sejumlah wilayah di Bengkulu.
"Kami merangkul komunitas-komunitas pelestari penyu yang ada di Bengkulu untuk bersama melestarikan spesies laut ini," katanya.
Selain pelestarian penyu, Latun juga memiliki sejumlah program lain yakni pembuatan akuarium laut, budi daya karang, ikan karang, pendidikan pesisir, dan penghijauan pesisir dalam konsep "Marine Conservation and Education Programme" (MCEP).
Sejumlah komunitas yang terlibat dalam program MCEP, antara lain, Himpunan Mahasiswa Kelautan Universitas Bengkulu, Bengkulu Sea-Turtle Conservation, One Piece, Komunitas Mangrove, Rafflesia Bengkulu Diving Club (RBDC), Marine Science Diving Club (MSDC), dan "Aqua Scape Marine Science Community".
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Ada 50 ekor anak penyu yang dilepasliarkan ke habitatnya setelah dirawat di penangkaran," kata Direktur Eksekutif Latun Bengkulu, Ari Anggoro di Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan pelepasliaran tukik yang diikuti sejumlah anggota dari berbagai komunitas di Bengkulu menjadi bagian dari program Latun untuk melestarikan penyu.
Selain anggota komunitas dan relawan, pelepasliaran penyu juga menggandeng para aparatur Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bengkulu dan melibatkan generasi muda untuk mengedukasi serta menumbuhkan rasa cinta terhadap penyu.
Tukik yang dilepasliarkan, kata Ari, merupakan hasil penangkaran komunitas pelestari penyu yang ada di sejumlah wilayah di Bengkulu.
"Kami merangkul komunitas-komunitas pelestari penyu yang ada di Bengkulu untuk bersama melestarikan spesies laut ini," katanya.
Selain pelestarian penyu, Latun juga memiliki sejumlah program lain yakni pembuatan akuarium laut, budi daya karang, ikan karang, pendidikan pesisir, dan penghijauan pesisir dalam konsep "Marine Conservation and Education Programme" (MCEP).
Sejumlah komunitas yang terlibat dalam program MCEP, antara lain, Himpunan Mahasiswa Kelautan Universitas Bengkulu, Bengkulu Sea-Turtle Conservation, One Piece, Komunitas Mangrove, Rafflesia Bengkulu Diving Club (RBDC), Marine Science Diving Club (MSDC), dan "Aqua Scape Marine Science Community".
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018