Jakarta (Antaranews Bengkulu) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menutup Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia dengan mengundang para imam besar negara-negara Islam untuk jamuan makan siang di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis.

"Terima kasih atas segala sumbangan dan pikiran yang telah diberikan pada pertemuan Wasathiyah selama tiga hari ini. Tentu yang kita harapkan ialah bagaimana kita semua berupaya mendamaikan baik di antara kita, masih ada masalah di Afganistan. Karena para ulama pasti jauh lebih didengar daripada orang-orang Pemerintah sendiri," kata Jusuf Kalla dalam sambutannya di Istana Wapres Jakarta, Kamis.

Jusuf Kalla berharap forum KTT Wasathiyah ini tidak hanya memikirkan solusi untuk menghentikan kekerasan atas nama agama Islam di sejumlah negara Islam dan negara dengan mayoritas penduduk Islam, seperti Indonesia

Upaya bersama untuk menghentikan ajaran Islam radikal yang menyebabkan kehancuran di negara-negara Islam juga diharapkan dapat dicapai dalam pertemuan tingkat tinggi ulama dan cendekiawan muslim dunia.

"Maka harapan kita semua dalam pertemuan ini bukan hanya memikirkan, tetapi juga bagaimana menghentikan ajaran-ajaran yang menyebabkan masalah di negara-negara Islam. Setiap malam kita melihat penghancuran di negara Islam melalui berita di TV, dan itu tentu sangat disayangkan," jelasnya.

KTT tentang Islam Wasathiyah diselenggarakan sejak Selasa (1/5) hingga Kamis di Bogor, Jawa Barat diikuti oleh 50 orang ulama dan cendekiawan Muslim Indonesia, serta 50 orang mitra dari negara asing seperti Mesir, Australia, China, Inggris, Kanada dan Korea Selatan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo saat membuka KTT Wasathiyah di Bogor, Selasa (2/5) mengatakan poros Islam wasathiyah bisa menjadi arus utama apabila para ulama bersatu utnuk menyampaikan ajaran Islam moderat di seluruh dunia.

"Jika para ulama bersatu padu dalam satu barisan untuk membumikan moderasi Islam, maka saya optimistis poros wasathiyah Islam dunia akan menjadi arus utama, akan memberikan harapan bagi lahirnya dunia yang damai, aman, sejahtera, berkeadilan dan menjadi gerakan Islam untuk mewujudkan keadilan sosial," kata Presiden Jokowi.

KTT Wasathiyah menghasilkan "Pesan Bogor" sebagai bentuk komitmen dari para peserta KTT untuk mewujudkan Islam yang moderat.

Rancangan Pesan Bogor tersebut menyinggung tentang peradaban modern yang mengalami ketidakpastian dan gangguan dalam skala global, dan oleh karena itu, Islam sebagai agama yang damai, mengasihi, adil, dan agama peradaban, maka mengakui bahwa paradigma Wasathiyah Islam sebagai pusat pengajaran Islam, telah dipraktikan dalam sejarah panjang peradaban Islam mulai dari masa kepemimpinan Nabi Muhammad SAW hingga era modern.

Pewarta: Fransiska Ninditya

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018