Pekanbaru (ANTARA Bengkulu) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya (BBKSDA) Provinsi Riau menyatakan belum ada proses investigasi untuk menyelidiki pelaku pembunuhan gajah Sumatera di Riau yang terjadi selama 2012.

"Belum ada investigasi karena kasusnya terlalu banyak sedangkan kami kekurangan tenaga penyidik," kata Kepala Bidang Konservasi BBKSDA Riau, Syahimin di Pekanbaru, Rabu.

Menurut dia, BBKSDA Riau hanya memiliki delapan penyidik PNS (PPNS) dengan surat tugas resmi yang bertugas diruang lingkup dua provinsi yakni, Riau dan Kepulauan Riau. Jumlah itu diakuinya kurang sebanding dengan kondisi yang ada.

Namun, ia mengatakan BBKSDA tetap berusaha untuk mengungkap kasus pembunuhan gajah di Riau.

"Kami akan siapkan investigasi untuk kasus gajah di Tesso Nilo," katanya.

Selama kurun Januari hingga Juni 2012, sebanyak 10 ekor gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) mati akibat dibunuh. Seluruh gajah itu diketahui mati akibat diracun, bahkan ada diantaranya diduga terkena peluru tajam.

Dari 10 ekor gajah mati itu, tujuh diantaranya ditemukan mati di landskap Taman Nasional Tesso Nilo yang merupakan habitat satwa dilindungi itu. Dalam kasus tersebut, pihak berwenang hanya bisa menyelamatkan sepasang gading dan sebuah gading sepanjang 15 centimeter.

Humas WWF Program Riau, Samsidar, mengatakan pihaknya siap membantu dalam pengungkapan kasus pembunuhan gajah di Riau. Namun, ia berharap BBKSDA tetap menjadi garda terdepan dalam penyelidikan kasus kejahatan itu.

"Kami tidak ingin semua kasus kematian gajah menguap hilang begitu saja seperti sebelumnya," ujar Samsidar. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012