Jakarta, (ANTARA Bengkulu) - Diplomat Indonesia M. Aji Surya meluncurkan buku karangannya yang mengupas tentang dinamika masyarakat Muslim di Rusia berjudul Geliat Islam di Rusia.
        
"Jika berbicara tentang Rusia sebagian besar dari kita selalu membayangkan suasana kelam, gelap, dan buram. Namun ternyata masih banyak hal-hal eksotis di Rusia," kata M. Aji Surya dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
        
Aji mengumpulkan data untuk bukunya selama empat tahun mengemban tugas sebagai diplomat di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow, Rusia.
        
Ia mengaku tidak mudah untuk mengumpulkan data karena banyak buku-buku tentang Islam yang telah dihancurkan. "Jadi seperti menyusun mozaik, saya 'comot' dari sana-sini," katanya.
        
Buku tersebut menceritakan antara lain bagaimana Islam masuk ke Rusia, tekanan pemerintah Soviet kepada Islam, kebangkitan Islam di Rusia hingga seorang Muslim miliarder Rusia.
        
"Saat terjadi Revolusi Bolshevik pada 1917, semua agama dilarang. Namun setelah 74 tahun, iman umat Muslim itu tidak hilang. Iman mereka tidak bisa ditekan dengan senjata dan sebaliknya berkembang seperti cendawan di musim hujan," kata Aji.
        
Islam yang masuk ke Rusia pada abad ketujuh itu, lebih tua dari masa masuknya Islam di Indonesia, telah mempunyai penganut sebanyak 25 juta orang atau kurang lebih 18 persen populasi Rusia, kata diplomat RI yang bertugas di Moskow sejak 2008 itu.
        
"Sebelum revolusi ada 10.000 masjid di Rusia, setelah itu hanya ada 100 saat datang Perestroika. Kini ada hampir 7.000 masjid di Rusia," kata Aji.
        
Tidak sedikit pula, Muslim Rusia yang menjadi pejabat penting di negara itu seperti menjadi wali kota dan gubernur, kata Aji.
        
Hal tersebut, menurut dia, merupakan kekuatan besar di Rusia, dan dia mempunyai prediksi bahwa 50 tahun ke depan bukan tidak mungkin Islam menjadi agama mayoritas di Rusia dilihat dari sisi demografi.
        
"Jumlah umat Kristen Ortodok menurun di Rusia, sedangkan umat Islam di sana rata-rata mempunyai tiga hingga lima anak. Jika tren ini konstan, jumlah Muslim Rusia bisa meningkat 50 persen dari jumlah penduduk sana," katanya.
        
Selama perjalanan hidupnya di Rusia, Aji bisa dikatakan jatuh cinta kepada negara Beruang Merah itu.
        
"Di Rusia banyak yang tidak dikenal. Rusia itu seperti gadis desa yang sangat cantik, ketika kita mendapatkannya maka akan sangat kaget dan senang," kata Aji.
        
Rekan kerja Aji di KBRI Moskow, Dodo Sudrajat, mengapresiasi sosok Aji sebagai pribadi yang unik, seniman tinggi sekaligus jurnalis yang selalu ingin menampilkan hal-hal di luar 'mainstream'.
        
"Sensualitas alam, budaya, dan taman-taman serta multi-etnis dan religi di Rusia dipadukan di dalam suatu tulisan yang sangat indah," kata Dodo.
        
Menurut Dodo, Aji berhasil menyajikan keunikan Rusia di setiap karyanya.
        
Sependapat dengan Dodo, sahabat M. Aji Surya sekaligus Wakil Pemimpin Redaksi Kantor Berita Antara, Akhmad Kusaeni, mengatakan Aji adalah seorang penulis sekaligus diplomat yang langka.
        
"Pak Aji ini adalah diplomat sekaligus jurnalis, bisa dikatakan juga sebagai diplomat jurnalis," kata Akhmad Kusaeni mengapresiasi karya-karya Aji yang dihasilkan di sela-sela kesibukannya menjadi diplomat RI.
        
Sebelumnya, M. Aji Surya telah menerbitkan lima buku,  yaitu Vodka Cinta dan Bunga, Rusia Kontemporer; Moskow, Petersburg, Vladivostok; Seruling Diplomat; Panduan Hemat Keliling Rusia; dan Segenggam Cinta dari Moskwa.
        
"Ini adalah buku pertama saya tentang Islam di Rusia. Saya harapkan buku ini menjadi jembatan pemahaman masyarakat Islam Indonesia atas saudaranya di Rusia," kata Aji. (ant)

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012