Jakarta (Antaranews Bengkulu) - Diretorat Jenderal Pemasyarakatan mengikutsertakan sejumlah produk unggulan narapidana dalam "Trade Expo Indonesia" Tahun 2018 di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten.

Keikutsertaan produk unggulan narapidana ini sebagai wujud konsistensi dan komitmen Ditjen Pemasyarakatan (PAS) mensosialisasikan program pembinaan kemandirian narapidana kepada masyarakat.

Dirjen Pemasyarakatan, Kemenkumham, Sri Puguh Budi Utami dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu mengatakan, Trade Expo yang akan diselenggarakan pada 24- 28 Oktober 2018 menjadi sarana strategis bagi pihaknya untuk mempromosikan produk unggulan narapidana dan berharap ada investor yang menanam modalnya.    

"Saya berharap dengan ikut sertanya Ditjen PAS dalam acara ini akan bisa mempublikasikan program pembinaan kemandirian narapidana kepada masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri," katanya.

"Ini kali kedua kita ikut serta di Trade Expo Indonesia. Promosi dan sosialisasi dari kita tentunya akan lebih baik dari tahun sebelumnya," tambah Utami.

Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Ditjen PAS Harun Sulianto mengatakan, produk-produk unggulan narapidana yang ditampilkan dalam Trade Expo Indonesia 2018 ini merupakan produk unggulan dari berbagai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia.

Produk unggulan seperti kursi rotan sintetis dari Lapas Narkotika Cirebon, ayunan rotan sintetis dari Lapas Kelas I Cirebon, furniture dari Lapas Porong, batik dari Lapas Semarang, Lapas Narkotika Nusakambangan dan Lapas Cipinang.

Ada pula batik dari LPP Semarang, hiasan tiga dimensi dari LPP Jakarta, penebah dari LPP Malang, kopi Jeera dan kerajinan kulit dari Rutan Cipinang, tikar kayu dari Lapas Pontianak, kerajinan cukli dari Bapas Nusa Tenggara Barat, dan tas anyaman dari LPP Mataram.

Selanjutnya diikutsertakan pula kerajinan kayu dari Lapas Banyuwangi, agenda tapis dan kerudung tapis dari LPP Lampung, kalung batik dari LPP Yogyakarta, sarung soft ball dari Lapas Ambarawa, kaligrafi dari Lapas Madiun.

Ditampilkan juga lukisan getah nyatu dari Rutan Palangkaraya, kaos residivis dari eks Narapidana Lapas Banceuy, batik dari Rutan Sumenep, meja akar dari Lapas Kembang Kuning Nusakambanga, serta bola kaki dari Lapas Kelas I Cirebon.

"Lapas Industri harus dibangkitkan kembali mengingat persaingan regional, diharapkan dengan Lapas sebagai sentra industri dapat menyokong produktivitas masyarakat sekitar sekaligus meningkatkan kapasitas sumber daya khususnya narapidan," ujarnya.

Hal tersebut dapat menggerakan sekaligus memperkuat ekonomi bangsa dengan adanya kegiatan di Lapas dan Rutan produktif di Indonesia.

Kegiatan tersebut merupakan partisipasi aktif Pemasyarakatan dalam membangun perekonomian bangsa melalui hasil karya narapidana menuju Lapas produktif yang memproduksi hasil karya narapidana yang dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional yang telah terbukti dengan adanya produksi dari Lapas yang sudah diekspor ke luar negeri.

Pewarta: Joko Susilo

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018