Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - PT Pelindo II cabang Bengkulu, perusahan milik negara yang mengelola Pelabuhan Pulau Bai, menyatakan siap mendukung ekspor komoditas crude palm oil (CPO) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi maritim di wilayah itu.

"Kami siap mendukung ekspor CPO dengan pengiriman jalur laut melalui Pelabuhan Pulau Bai," kata General Manajer PT Pelindo II cabang Bengkulu, Hambar Wiyadi saat ditemui di Bengkulu, Rabu.

Dia menuturkan bahwa Pelabuhan Pulau Bai telah memiliki berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan ekspor berupa peningkatan layanan terminal khusus, seperti teminal curah cair, sistemisasi terminal peti kemas, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Pelindo II Bengkulu saat ini tengah melakukaan pengembangan terminal curah cair seluas 17 hektare dengan kapasitas 5 juta ton per tahun. Terminal ini akan menangani bongkar muat barang berupa crude palm oil (CPO) dan bahan bakar minyak (BBM). Terminal curah cair ini ditargetkan rampung pada 2020.

"Tahun 2019, pelabuhan akan dilengkapi dengan I-TOS yang berbasis ICT sehingga para penguna jasa layanan ini bisa langsung memantau langsung keberadaan petikemas mereka secara digital," jelas Hambar.

Terminal khusus ini akan menjadi Hub Port bagi kapal-kapal linear regional dan internasional di pantai barat Indonesia, serta dapat meningkatkan ekspor komoditas CPO Bengkulu.

Menurutnya, lokasi pelabuhan yang hanya berjarak sekitar 17 kilometer dari pusat Kota Bengkulu dan 10 kilometer dari Bandara Fatmawati menjadikan Pelabuhan Pulau Bai sangat strategis untuk ekspor barang.

"Berbagai inovasi serta strategi yang dilakukan itu diharapkan dapat memaksimalkan potensi sumber daya yang dimiliki Bengkulu," ucapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, Bambang Budi Djatmiko mengatakan, selama ini produk CPO Bengkulu didistribusikan keluar daerah melalui jalur darat. Kondisi ini meningkatkan biaya produksi yang berimbas terhadap lemahnya harga sawit di tingkat petani.

"Dengan adanya investasi yang masuk dari India, maka produk CPO bisa langsung diolah di Bengkulu, lalu dikirim melalui Pelabuhan Pulau Bai," sebutnya.

India menanamkan investasi senilai Rp5 triliun dengan cara membangun pabrik pengolahan kelapa sawit dan pengemasan di Bengkulu. Model investasi yang dilakukan itu bersifat jangka panjang.

Penandatanganan nota kesepahaman kerjasama telah dilakukan beberapa bulan lalu, namun peletakkan batu pertama pembangunan pabrik CPO baru dilakukan pada 15 November 2018 lalu. Lokasi pabrik CPO terletak di Kabupaten Seluma, sedangkan lokasi pabrik pengemasan rencananya akan dibangun di KEK Pulau Baai.

"Dengan dukungan fasilitas pelabuhan yang memadai dan juga investasi, maka ekspor komoditas olahan sawit Bengkulu dapat segera dilakukan langsung melalui Pelabuhan Pulau Baai," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa dana investasi yang masuk itu akan membuka lapangan kerja yang cukup besar, sehingga dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat Bengkulu bekerja di perusahaan tersebut.

"Nilai bahan mentah akan meningkat segnifikan dan biaya operasional pengiriman barang dapat diminalisir. Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi maritim di Bengkulu," imbuhnya.(Adv)

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018