Jakarta, (ANTARA Bengkulu) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai jika intelijen lokal berfungsi optimal maka peristiwa penyerangan terhadap kelompok Islam Syiah di Sampang, Madura yang berujung pada jatuhnya dua korban jiwa dapat diantisipasi.
        
"Saya menilai memang ada yang belum optimal. Pertama, intelijen, intelijen lokal dalam hal ini, baik intelijen kepolisian maupun intelijen komando teritorial TNI. Mestinya kalau intelijen itu bekerja dengan benar dan baik, akan lebih bisa diantisipasi," kata Presiden dalam keterangan persnya di Kantor Presiden, Jakarta, Senin.
        
Presiden mengatakan, peristiwa serupa telah terjadi pada Desember 2011, sehingga semestinya dapat dideteksi apabila terjadi keganjilan yang terjadi di wilayah tersebut.
        
"Saya menilai penyelesaian peristiwa yang terjadi pada Desember 2011 itu juga tidak tuntas benar," ucapnya.
        
karena itu, kata Presiden, berharap kali ini masalah yang terjadi di Sampang dapat segera diatasi dan dicari solusinya secara permanen dan utuh.
        
"Harapan saya secara permanen bisa mencegah terjadinya kasus-kasus serupa," ujarnya.
        
Menurut Presiden, itu memerlukan keterpaduan antara pemerintah pusat dan daerah, baik Jawa Timur maupun Sampang.
        
Presiden juga menggarisbawahi keperluan untuk koordinasi secara horizontal dari jajaran intelijen, kepolisian, TNI, pemerintah daerah, termasuk pemuka agama, tokoh masyarakat, dan semua pihak.
        
"Dengan harapan bisa dicegah kekerasan-kekerasan serupa dimasa depan," katanya.
        
Kasus penyerangan kelompok Islam Syiah di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura kali ini merupakan kali kedua dalam dua tahun terakhir ini.
        
Aksi serupa juga terjadi pada akhir Desember 2011. Ketika itu rumah pimpinan Islam Syiah, mushalla dan madrasah kelompok Islam minoritas ini diserang oleh kelompok massa anti-Syiah.
        
Sebanyak 200 jiwa lebih pengikut Islam Syiah terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Harta benda mereka juga dirampas dan anak-anak kelompok Syiah dikucilkan.
        
Ketegangan pada aksi penyerangan pertama ketika itu, reda, setelah petugas gabungan dari unsur Polri dan TNI berupaya melakukan negosiasi kepala kedua kelompok yang bersitegang itu. (ant)

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012