Jakarta (Antaranews Bengkulu) - Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail memprediksi nilai tukar rupiah pada Kamis akan bergerak menguat pasca-kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya.
"Rupiah kemungkinan menguat hari ini setelah ditahannya tingkat suku bunga AS tersebut," ujar Ahmad di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, dolar kemungkinan bergerak melemah terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia lainya setelah tingkat suku bunga acuan Fed atau Fed Fund Rate bertahan pada angka 2,25-2,5 persen tadi malam (30/1).
Pidato Gubernur Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa Fed akan lebih bersabar dalam menaikan tingkat suku bunga tahun ini, akibat proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang kurang bagus menyusul berbagai ketidakpastian yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri AS.
Kebijakan tersebut, selain mendorong pelemahan dolar juga menekan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS atau US Treasury Bills yang turun empat basis poin kemarin.
"Selain itu, 'yield' SUN yang cukup atraktif diperkirakan masih akan mendorong investasi portofolio asing masuk ke pasar obligasi dan memperkuat rupiah," kata Ahmad.
Ia memprediksi rupiah pada Kamis ini akan bergerak menguat ke level Rp14.000 sampai dengan RP14.030 per dolar AS.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada pukul 9.18 WIB, Kamis pagi, bergerak menguat 66 poin menjadi Rp14.065 dibanding posisi sebelumnya Rp14.131 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
"Rupiah kemungkinan menguat hari ini setelah ditahannya tingkat suku bunga AS tersebut," ujar Ahmad di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, dolar kemungkinan bergerak melemah terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia lainya setelah tingkat suku bunga acuan Fed atau Fed Fund Rate bertahan pada angka 2,25-2,5 persen tadi malam (30/1).
Pidato Gubernur Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa Fed akan lebih bersabar dalam menaikan tingkat suku bunga tahun ini, akibat proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang kurang bagus menyusul berbagai ketidakpastian yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri AS.
Kebijakan tersebut, selain mendorong pelemahan dolar juga menekan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS atau US Treasury Bills yang turun empat basis poin kemarin.
"Selain itu, 'yield' SUN yang cukup atraktif diperkirakan masih akan mendorong investasi portofolio asing masuk ke pasar obligasi dan memperkuat rupiah," kata Ahmad.
Ia memprediksi rupiah pada Kamis ini akan bergerak menguat ke level Rp14.000 sampai dengan RP14.030 per dolar AS.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada pukul 9.18 WIB, Kamis pagi, bergerak menguat 66 poin menjadi Rp14.065 dibanding posisi sebelumnya Rp14.131 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019