Produksi gabah kering panen milik petani di Kecamatan Selagan Raya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, pada musim tanam (MT) pertama padi sawah tahun ini turun drastis dari rata-rata sebanyak 11,04 ton menjadi 6,6 ton per hektare, diduga karena tidak meratanya musim hujan di daerah ini.

“Iklim pada musim tanam padi sawah di daerah ini tidak sama sehingga berpengaruh terhadap produksi gabah kering panen milik petani di wilayah ini,” kata Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Selagan Raya Agus Giyono dalam keterangannya di Mukomuko, Rabu.

Seluas 1.434 hektare sawah milik petani di Kecamatan Selagan Raya yang masuk dalam daerah irigasi (DI) teknis di wilayah ini.Mayoritas sawah milik petani di wilayah ini ditanami tanaman padi jenis mikongga.

Ia menyebutkan, termasuk produksi sawah yang mendapatkan program budidaya ikan dengan tanaman padi atau mina padi di lahan seluas 20 hektare di wilayah ini turun drastis menjadi sebanyak 6,6 ton.

Seluas lima hektare sawah milik petani di wilayah ini yang mendapatkan program budidaya ikan dengan tanaman padi atau minapadi dari pemerintah provinsi setempat rusak akibat diterjang banjir.

Seluas lima hektare lahan persawahan yang rusak akibat banjir itu milik kelompok tani Muara Sako seluas empat hektare dan seluas satu hektare lahan milik kelompok tani Siring Sungai.

Selain itu, penyebab produksi gabah kering panen milik petani di wilayah ini turun drastis selain musim hujan yang tidak merata pada saat musim tanam pertama dan kedua padi sawah, ada juga pengaruh serangan hama.

Kendati demikian, menurutnya, produksi gabah kering panen milik petani di wilayah ini sejak beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan hingga sebanyak 11,04 ton per hektare.

Menurutnya, peningkatan produksi gabah kering panen milik petani di wilayah ini sejak beberapa tahun terakhir ini karena adanya perubahan kebiasaan petani dalam menerapkan sistem pola tanam jajar legowo, guna meningkatkan produksi padi sawah.

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019