Batam (ANTARA Bengkulu) - Permainan "on line" merusak mental remaja Indonesia sehingga banyak terjadi tawuran karena merasa egois dan ingin menguasai orang lain.
"'Game on line' menimbulkan rasa emosional yang tinggi pada anak-anak dan remaja," kata Ketua Komite III DPD RI Hardy Selamat Hood di Batam, Sabtu.
Ia mengatakan permainan video yang dimainkan secara langsung bersama-sama orang lain memacu keinginan untuk menang dan mengalahkan dan menguasai orang lain. Apalagi permainan yang memiliki unsur perkelahian.
Tawuran dijadikan saluran pelampiasan sifat-sifat kekerasan, dan ingin menguasai orang lain yang ditimbulkan oleh permainan "on line".
Makanya, kata Hardy melanjutkan, seharusnya pemerintah melarang "game on line" untuk anak-anak dan remaja kalau di Malaysia, itu sudah dilarang, tapi di kita belum," kata dia.
Orang tua harus jeli dalam memilih aktivitas anak dan remaja di waktu luang. Ketimbang menghabiskan waktu bermain di depan layar komputer atau tablet, lebih baik anak dan remaja diarahkan melakukan hal bermanfaat.
Untuk meminimalkan dampak buruk permainan "on line", Hardy meminta pemerintah daerah mengintensifkan razia warung internet dan tempat-tempat permainan on line serta video saat jam sekolah.
"Saya berharap Satpol PP merazia agar anak-anak tidak main game saat jam sekolah dan meminta Menteri Komunikasi dan Informasi untuk menyaring dan melarang "game on line" yang bisa dimainkan anak-anak dan remaja," ujarnya. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"'Game on line' menimbulkan rasa emosional yang tinggi pada anak-anak dan remaja," kata Ketua Komite III DPD RI Hardy Selamat Hood di Batam, Sabtu.
Ia mengatakan permainan video yang dimainkan secara langsung bersama-sama orang lain memacu keinginan untuk menang dan mengalahkan dan menguasai orang lain. Apalagi permainan yang memiliki unsur perkelahian.
Tawuran dijadikan saluran pelampiasan sifat-sifat kekerasan, dan ingin menguasai orang lain yang ditimbulkan oleh permainan "on line".
Makanya, kata Hardy melanjutkan, seharusnya pemerintah melarang "game on line" untuk anak-anak dan remaja kalau di Malaysia, itu sudah dilarang, tapi di kita belum," kata dia.
Orang tua harus jeli dalam memilih aktivitas anak dan remaja di waktu luang. Ketimbang menghabiskan waktu bermain di depan layar komputer atau tablet, lebih baik anak dan remaja diarahkan melakukan hal bermanfaat.
Untuk meminimalkan dampak buruk permainan "on line", Hardy meminta pemerintah daerah mengintensifkan razia warung internet dan tempat-tempat permainan on line serta video saat jam sekolah.
"Saya berharap Satpol PP merazia agar anak-anak tidak main game saat jam sekolah dan meminta Menteri Komunikasi dan Informasi untuk menyaring dan melarang "game on line" yang bisa dimainkan anak-anak dan remaja," ujarnya. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012