Cilacap (ANTARA Bengkulu) - Terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir, Sabtu, menempati Lembaga Pemasyarakatan Batu di Pulau Nusakambangan, Cilacap, setelah dipindah dari Rumah Tahanan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri pada Jumat (5/10) malam.

Saat dihubungi ANTARA dari Dermaga Wijayapura (tempat penyeberangan menuju Pulau Nusakambangan, red.), Kepala Lapas Batu Hermawan Yunianto mengatakan, pihaknya tidak akan memberikan perlakukan khusus terhadap Ba'asyir.

Bahkan, kata dia, Ba'asyir tidak akan ditempatkan di ruangan yang pernah dihuni oleh tiga terpidana mati kasus Bom Bali I, yakni almarhum Amrozi, almarhum Imam Samudera, dan almarhum Muklas.

"Ba'asyir akan ditempatkan di dalam kamar khusus yang dihuni tiga narapidana yang sudah berusia lanjut. Ini karena Ba'asyir sudah tua dan kesehatannya tetap terpantau oleh dokter," katanya.

Meskipun merupakan warga binaan baru di Lapas Batu, dia mengatakan, Ba'asyir akan langsung ditempatkan di kamarnya sehingga tidak menjalani masa pengenalan lingkungan di ruangan yang diperuntukkan bagi para warga binaan baru.

Menurut dia, hal itu disebabkan ruangan yang biasa digunakan untuk masa pengenalan lingkungan telah dipenuhi oleh para warga binaan yang baru menghuni Lapas Batu.

Dengan masuknya Ba'asyir, kata dia, jumlah narapidana kasus terorisme yang menghuni Lapas Batu saat ini sebanyak delapan orang.

Selain Ba'asyir, lanjutnya, ada narapidana lain yang turut dipindahkan dari Jakarta ke Nusakambangan.

"Satu orang masuk ke Lapas Batu, yakni Ba'asyir. Satu orang dikirim ke Lapas Kembang Kuning dan sisanya ke Lapas Pasir Putih, namun saya tidak tahu nama-nama mereka," katanya.

Dari pantauan ANTARA, Abu Bakar Ba'asyir beserta narapidana lainnya tiba di Dermaga Wijayapura pukul 08.40 WIB dengan menggunakan empat mobil Isuzu Elf milik perusahaan transportasi Blue Bird yang diikuti oleh satu Mitsubishi Strada, satu Isuzu Elf warna silver, dan satu Nissan Terano warna hitam.

Sesampainya di Dermaga Wijayapura, empat mobil Blue Bird dan satu Mitsubishi Strada langsung naik ke Kapal Pengayoman II yang akan mengantar ke Pulau Nusakambangan, sedangkan Isuzu Elf warna silver dan satu Nissan Terano warna hitam tetap berada di dermaga.

Di setiap mobil Blue Bird tampak anggota Densus 88 yang duduk berdampingan dengan sopir.

Anggota Densus 88 tersebut tampak menggunakan penutup wajah dan menyandang senjata laras panjang.

Kendati demikian, tidak diketahui secara pasti posisi Abu Bakar Ba'asyir karena seluruh kaca pada keempat mobil Blue Bird tersebut berwarna hitam.

Akan tetapi berdasarkan informasi seorang petugas di Kapal Pengayoman II, Abu Bakar Ba'asyir berada pada mobil Blue Bird kedua yang bernomor polisi B-7405-WB.

Setelah keempat mobil Blue Bird dan Mitsubishi Strada berada di atas Kapal Pengayoman II, rombongan segera menyeberang ke Pulau Nusakambangan.

Selama proses perpindahan Abu Bakar Ba'asyir, penjagaan di sekitar Dermaga Wijayapura tampak sangat ketat karena tidak hanya melibatkan puluhan personel dari Kepolisian Resor Cilacap, tetapi juga personel dari Brimob Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan Komando Distrik Militer Cilacap.

Akan tetapi, Kapolres Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Rudi Darmoko enggan berkomentar saat hendak dikonfirmasi wartawan terkait pengamanan tersebut.

Berdasarkan data dari petugas di Dermaga Wijayapura, lima narapidana lain yang ikut dipindah bersama Abu Bakar Ba'asyir, yakni Komarudin, Abdullah Sonata, Hari Kuncoro, Haryanto, dan Oman Abdul Rohman. (ant)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012