Rasa geram masyarakat khususnya warga sekitar Jalan SM Raja dan Jalan Oswlad Siahaan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah yang memadati lokasi rekonstruksi tidak terbendung lagi, ketika melihat kedua pelaku keluar dari lokasi rekonstruksi, Selasa (2/7).
Di bawah pengawalan ketat polisi dari Polres Tapteng dan Polsek Pandan, warga melampiaskan emosinya kepada kedua tersangka pembunuh Santi Defi Malau (26), karyawati Bank Syariah Mandiri Pandan, dengan makian.
Baca juga: Kronologi tewasnya Santi Devi Malau karyawati BSM Tapteng hingga pelaku tertangkap di Medan
Teriakan dan makian dari massa tidak henti-henti dilontarkan kepada kedua tersangka. Bahkan barisan pagar betis polisi nyaris diterobos massa karena geramnya.
“Dasar pembunuh kau, sudah layak kau dihukum mati. Nyawa ganti nyawa,” teriak massa.
Petugas kepolisian pun tidak mau kecolongan dan tetap mengamankan situasi agar kondusif. Dengan sigap, mobil polisi yang sudah diparkir di pinggir Jalan SM Raja Pandan langsung bergerak cepat membawa kedua tersangka.
Baca juga: Dua orang penadah ponsel Santi Devi Malau karyawati BSM Tapteng ikut diamankan
Walaupun tersangka sudah dibawa, teriakan dan ungkapan kesal masih terlontar dari kerumuman massa.
“Kenapalah begitu tega mereka membunuh gadis sebaik Santi. Apakah tidak ada lagi rasa ibanya sehingga harus membunuh,” ketus Ratna Tanjung di lokasi rekonstruksi.
Pantauan di lokasi, sejak dimulai rekonstruksi massa langsung memadati tempat kos-kosan milik Noni Simatupang. Polisi pun langsung memasang "police line" agar warga tidak masuk ke lokasi.
Baca juga: Ini motif pasutri yang tega habisi nyawa Santi Devi Malau
Walaupun sudah ada larangan masuk, warga tetap bertahan di pinggir jalan menunggu selesai acara rekonstruksi.
Momen tersangka masuk ke mobil polisi dimanfaatkan warga untuk melampiaskan rasa kesal mereka atas perbuatan keji kedua pelaku.
Sementara itu teman-teman almarhumah dari Bank Syariah Mandiri Pandan turut hadir dalam acara rekonstruksi itu.
Baca juga: Pembunuh Santi Devi Malau karyawati bank akhirnya tertangkap
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
Di bawah pengawalan ketat polisi dari Polres Tapteng dan Polsek Pandan, warga melampiaskan emosinya kepada kedua tersangka pembunuh Santi Defi Malau (26), karyawati Bank Syariah Mandiri Pandan, dengan makian.
Baca juga: Kronologi tewasnya Santi Devi Malau karyawati BSM Tapteng hingga pelaku tertangkap di Medan
Teriakan dan makian dari massa tidak henti-henti dilontarkan kepada kedua tersangka. Bahkan barisan pagar betis polisi nyaris diterobos massa karena geramnya.
“Dasar pembunuh kau, sudah layak kau dihukum mati. Nyawa ganti nyawa,” teriak massa.
Petugas kepolisian pun tidak mau kecolongan dan tetap mengamankan situasi agar kondusif. Dengan sigap, mobil polisi yang sudah diparkir di pinggir Jalan SM Raja Pandan langsung bergerak cepat membawa kedua tersangka.
Baca juga: Dua orang penadah ponsel Santi Devi Malau karyawati BSM Tapteng ikut diamankan
Walaupun tersangka sudah dibawa, teriakan dan ungkapan kesal masih terlontar dari kerumuman massa.
“Kenapalah begitu tega mereka membunuh gadis sebaik Santi. Apakah tidak ada lagi rasa ibanya sehingga harus membunuh,” ketus Ratna Tanjung di lokasi rekonstruksi.
Pantauan di lokasi, sejak dimulai rekonstruksi massa langsung memadati tempat kos-kosan milik Noni Simatupang. Polisi pun langsung memasang "police line" agar warga tidak masuk ke lokasi.
Baca juga: Ini motif pasutri yang tega habisi nyawa Santi Devi Malau
Walaupun sudah ada larangan masuk, warga tetap bertahan di pinggir jalan menunggu selesai acara rekonstruksi.
Momen tersangka masuk ke mobil polisi dimanfaatkan warga untuk melampiaskan rasa kesal mereka atas perbuatan keji kedua pelaku.
Sementara itu teman-teman almarhumah dari Bank Syariah Mandiri Pandan turut hadir dalam acara rekonstruksi itu.
Baca juga: Pembunuh Santi Devi Malau karyawati bank akhirnya tertangkap
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019