Banjir bandang menerjang Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Tepatnya di Desa Padang Pelasan, Kecamatan Air Periukan. Sebanyak 72 rumah hanyut dan 20 orang dinyatakan hilang.

Banjir yang membawa lumpur dan material kayu tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Banjir secara tiba-tiba menerjang daerah itu. Padahal sebelumnya tak ada hujan dan cuaca sangat cerah.

Pantauan di lokasi kejadian, persisnya di lapangan Desa Padang Pelasan suasana terasa begitu mencekam. Puluhan orang berlarian menyelamatkan diri. Mereka ada yang anak-anak, lansia dan ibu hamil.

Serine peringatan dini banjir sebenarnya telah dibunyikan sejak pukul 06.30 WIB atau sebelum air bah tersebut menyapu rumah warga. Serine bahkan kembali dibunyikan pada pukul 09.30 WIB.

Tetapi tetap saja warga tidak mengindahkan peringatan tersebut. Hal itu karena tidak ada tanda-tanda akan terjadi banjir.

Mendapat informasi bencana tersebut, tim reaksi cepat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seluma bergegas menuju lokasi kejadian.

"Pak tolong ibu saya di kebun belum pulang," kata salah seorang warga.

Pihak BPBD kemudian langsung menghubungi para relawan tanggap bencana untuk melakukan evakuasi dan pencarian korban hilang.

Kurang dari tiga menit, tim reaksi cepat berhasil mendirikan tenda sebagai posko evakuasi. Tim reaksi cepat juga menurunkan perahu karet untuk megevakuasi korban.

Hasilnya, sebanyak 450 orang berhasil diungsikan ke titik kumpul dan lima orang yang mengalami luka-luka langsung dibawa menuju Puskesmas terdekat menggunakan mobil ambulance. Termasuk seorang ibu hamil.

Akibat banjir ini terjadi antrian kendaraan di jalan raya sepanjang 5 kilometer ke arah utara dan 10 kilometer ke arah selatan. Antrian panjang ini menghambat proses pelayanan korban terdampak banjir.

"Ya jadi tadi sudah sama-sama kita saksikan simulasi penanggulangan bencana banjir bandang oleh tim reaksi cepat dari BPBD dan BNPB. Kinerja mereka bagus dan sudah terlatih untuk menanggulangi bencana," kata Direktur Penanganan Daerah Rawan Bencana, Direktorat Pengembangan Daerah Tertentu, Kementerian Desa, Pembangun Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Hasman Ma'ani, Kamis.

Simulasi tersebut berlangsung sekitar 30 menit. Simulasi ini dilakukan dalam rangkaian kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis penanggulangan bencana yang diadakan oleh Kementerian Desa, Pembangun Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Hasman mengatakan, kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis penanggulangan bencana ini telah berlangsung selama tiga hari. Kegiatan ini diadakan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan dalam upaya menanggulangi terjadinya bencana banjir bandang.

"Banjir itu ada tiga jenis yakni banjir bandang, banjir genangan dan banjir rob. Masing-masing memiliki cara penanganan yang berbeda," paparnya.

Hasman mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana banjir khususnya banjir bandang. Sebab banjir bandang bisa terjadi kapan pun bahkan tanpa didahului hujan.

Sementara itu Bupati Seluma Bundra Jaya mengatakan, saat ini pihaknya memang sangat membutuhkan bantuan dari Pemerintah pusat untuk penanggulangan bencana. Terlebih daerah tersebut memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi tidak hanya banjir dan longsor tetapi juha tsunami.

"Kita ini 14 kecamatan. Ada 180 desa. Pada umumnya kita rawan terhadap bencana banjir, longsor dan tsunami. Kita butuh bantuan sirine peringatan bencana," harapnya.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019