Seksi Konservasi Wilayah III Singkawang, meminta kepada Susi Wu (salah satu anggota dewan terpilih di Singkawang) untuk menghentikan sayembara penangkapan buaya di Sungai Singkawang karena dinilai berbahaya.
"Kita minta kepada saudari Susi Wu untuk menghentikan sayembaranya karena berbahaya bagi si penangkap apabila tidak dilakukan oleh orang yang profesional. Jadi sebaiknya dihentikan," kata Staf Seksi Konservasi Wilayah III Singkawang, Antonio Marques di Singkawang, Selasa.
Menurutnya, BKSDA Singkawang sudah melakukan upaya-upaya penangkapan yang sudah dimulai sejak tahun 2014 lalu. Bahkan, beberapa waktu lalu, pihaknya juga sudah memasang perangkap di salah satu titik yang sering menjadi kemunculan buaya.
"Hanya saja, pemasangan perangkap yang dilakukan kemarin belum membuahkan hasil. Karena buaya belum ada yang masuk ke dalam perangkap," tuturnya.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan sebelum buaya-buaya tersebut berhasil ditangkap, pihaknya sudah memasang plang imbauan kepada warga untuk tidak beraktivitas di sekitar sungai. "Karena berdasarkan observasi yang kita lakukan dalam seminggu ini ada tiga titik yang sering menjadi tempat kemunculan buaya, antara lain, jembatan belakang Puskesmas Pasar, Rusen dan sekitar pohon nipah belakang rumah warga di Kelurahan Kampung Jawa," katanya.
Menurutnya, jumlah buaya yang ada di Sungai Singkawang ada sebanyak empat ekor dengan masing-masing panjang buaya sekitar dua sampai tiga meter. "Untuk di sekitar pohon nipah terakhir informasi yang kami terima ada tiga ekor, sedangkan di Rusen ada satu ekor," kata Antonio.
Dan kemungkinan untuk yang di sekitar pohon nipah itu merupakan induk dan anak, sedangkan di Rusen satu ekor. Hanya saja, belum diketahui apakah itu buaya jantan atau betina.
Sementara Kapolres Singkawang, AKBP Raymond M Masengi menyatakan bahwa jangan ada seorang pun yang menangkap, memelihara dan sebagainya terhadap hewan yang dilindungi Undang-Undang. "Oleh sebab itu sayembara yang akan dilakukan oleh salah satu warga sudah kita panggil dan sudah diberikan penyampaian bahwa tidak boleh seperti itu," katanya.
Sementara ini, langkah-langkah penanganan sudah dilakukan BKSDA Singkawang, mengingat buaya-buaya ini berada di tengah-tengah masyarakat melalui upaya-upaya preventif seperti pemasangan perangkap. "Kami dari kepolisian tetap memberikan saran-saran dan pemahaman ke masyarakat, dan kami juga sangat intens atas kepentingan masyarakat agar semuanya dapat berjalan dengan baik," ujarnya.
Dirinya tidak menginginkan masyarakat mengambil langkah-langkah di luar hukum, seperti kaitannya dengan sayembara tersebut.
Diapun meminta masyarakat bisa mempercayakan sepenuhnya kepada BKSDA dalam mengatasi permasalahan ini. "Kita tahu SDA dan peralatan yang mereka miliki masih sangat kurang, namun kami dari kepolisian siap mendukung dan mensuport," ungkapnya.
Dia juga meminta kepada masyarakat untuk tidak menimbulkan kegaduhan serta jangan menjadikan buaya sebagai komunitas politik sehingga ini betul-betul dilakukan untuk mengeliminir ancaman nyata yang sedang dihadapi masyarakat.
Menanggapi peringatan dari BKSDA tersebut, Susi Wu menyatakan dirinya akan menghentikan sayembara penangkapan buaya yang dibuatnya. "Pencabutan sayembara ini dikarenakan yang berhak untuk menangkap buaya-buaya yang sudah meresahkan masyarakat Singkawang adalah merupakan tugasnya BKSDA," kata Susi Wu.
Bagi dirinya, siapapun yang menangkap tidak ada masalah. Bahkan sayembara yang dibuatnya tidak melebihi batas asalkan buaya bisa ditangkap dalam keadaan hidup dan tidak terluka. "Saya maunya buaya-buaya tersebut tidak berada di sungai karena sudah mengganggu dan meresahkan masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar sungai," ujarnya.
Terlebih, beberapa bulan kedepan akan memasuki musim penghujan. Jangan sampai Singkawang terjadi banjir, sehingga buaya-buaya yang ada di sungai keluar dan berenang ke jalan bahkan masuk rumah warga.
"Dari itulah, dirinya berupaya ikut membantu Pemkot Singkawang dengan caranya sendiri untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi warga," ungkapnya.
Meskipun sayembara itu tidak dilanjutkan, Susi Wu menekankan kepada BKSDA Singkawang agar buaya-buaya yang ada di Sungai Singkawang bisa di evakuasi secepatnya sebelum terjadi banjir. "Kendalanya apa sehingga membuat buaya bertahun-tahun tidak di tangkap, tapi setelah saya membuat gerakan, baru dia (BKSDA) menyatakan mau menangkap," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
"Kita minta kepada saudari Susi Wu untuk menghentikan sayembaranya karena berbahaya bagi si penangkap apabila tidak dilakukan oleh orang yang profesional. Jadi sebaiknya dihentikan," kata Staf Seksi Konservasi Wilayah III Singkawang, Antonio Marques di Singkawang, Selasa.
Menurutnya, BKSDA Singkawang sudah melakukan upaya-upaya penangkapan yang sudah dimulai sejak tahun 2014 lalu. Bahkan, beberapa waktu lalu, pihaknya juga sudah memasang perangkap di salah satu titik yang sering menjadi kemunculan buaya.
"Hanya saja, pemasangan perangkap yang dilakukan kemarin belum membuahkan hasil. Karena buaya belum ada yang masuk ke dalam perangkap," tuturnya.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan sebelum buaya-buaya tersebut berhasil ditangkap, pihaknya sudah memasang plang imbauan kepada warga untuk tidak beraktivitas di sekitar sungai. "Karena berdasarkan observasi yang kita lakukan dalam seminggu ini ada tiga titik yang sering menjadi tempat kemunculan buaya, antara lain, jembatan belakang Puskesmas Pasar, Rusen dan sekitar pohon nipah belakang rumah warga di Kelurahan Kampung Jawa," katanya.
Menurutnya, jumlah buaya yang ada di Sungai Singkawang ada sebanyak empat ekor dengan masing-masing panjang buaya sekitar dua sampai tiga meter. "Untuk di sekitar pohon nipah terakhir informasi yang kami terima ada tiga ekor, sedangkan di Rusen ada satu ekor," kata Antonio.
Dan kemungkinan untuk yang di sekitar pohon nipah itu merupakan induk dan anak, sedangkan di Rusen satu ekor. Hanya saja, belum diketahui apakah itu buaya jantan atau betina.
Sementara Kapolres Singkawang, AKBP Raymond M Masengi menyatakan bahwa jangan ada seorang pun yang menangkap, memelihara dan sebagainya terhadap hewan yang dilindungi Undang-Undang. "Oleh sebab itu sayembara yang akan dilakukan oleh salah satu warga sudah kita panggil dan sudah diberikan penyampaian bahwa tidak boleh seperti itu," katanya.
Sementara ini, langkah-langkah penanganan sudah dilakukan BKSDA Singkawang, mengingat buaya-buaya ini berada di tengah-tengah masyarakat melalui upaya-upaya preventif seperti pemasangan perangkap. "Kami dari kepolisian tetap memberikan saran-saran dan pemahaman ke masyarakat, dan kami juga sangat intens atas kepentingan masyarakat agar semuanya dapat berjalan dengan baik," ujarnya.
Dirinya tidak menginginkan masyarakat mengambil langkah-langkah di luar hukum, seperti kaitannya dengan sayembara tersebut.
Diapun meminta masyarakat bisa mempercayakan sepenuhnya kepada BKSDA dalam mengatasi permasalahan ini. "Kita tahu SDA dan peralatan yang mereka miliki masih sangat kurang, namun kami dari kepolisian siap mendukung dan mensuport," ungkapnya.
Dia juga meminta kepada masyarakat untuk tidak menimbulkan kegaduhan serta jangan menjadikan buaya sebagai komunitas politik sehingga ini betul-betul dilakukan untuk mengeliminir ancaman nyata yang sedang dihadapi masyarakat.
Menanggapi peringatan dari BKSDA tersebut, Susi Wu menyatakan dirinya akan menghentikan sayembara penangkapan buaya yang dibuatnya. "Pencabutan sayembara ini dikarenakan yang berhak untuk menangkap buaya-buaya yang sudah meresahkan masyarakat Singkawang adalah merupakan tugasnya BKSDA," kata Susi Wu.
Bagi dirinya, siapapun yang menangkap tidak ada masalah. Bahkan sayembara yang dibuatnya tidak melebihi batas asalkan buaya bisa ditangkap dalam keadaan hidup dan tidak terluka. "Saya maunya buaya-buaya tersebut tidak berada di sungai karena sudah mengganggu dan meresahkan masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar sungai," ujarnya.
Terlebih, beberapa bulan kedepan akan memasuki musim penghujan. Jangan sampai Singkawang terjadi banjir, sehingga buaya-buaya yang ada di sungai keluar dan berenang ke jalan bahkan masuk rumah warga.
"Dari itulah, dirinya berupaya ikut membantu Pemkot Singkawang dengan caranya sendiri untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi warga," ungkapnya.
Meskipun sayembara itu tidak dilanjutkan, Susi Wu menekankan kepada BKSDA Singkawang agar buaya-buaya yang ada di Sungai Singkawang bisa di evakuasi secepatnya sebelum terjadi banjir. "Kendalanya apa sehingga membuat buaya bertahun-tahun tidak di tangkap, tapi setelah saya membuat gerakan, baru dia (BKSDA) menyatakan mau menangkap," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019