London (ANTARA Bengkulu) - Satu burung kakatua telah membikin terkejut beberapa ilmuwan, ketika hewan itu diamati membuat dan menggunakan alat untuk menjangkau makanan, demikian laporan beberapa peneliti Eropa, Selasa (6/11).

Burung kakatua tersebut adalah spesies kakatua yang sebelumnya diketahui bisa menggunakan peralatan. Namun, para peneliti dari University of Oxford dan University of Vienna mengatakan burung kakatua yang diberi nama Figaro dan dipelihara di kandang di Wina direkam menggunakan paruh kuatnya --untuk memotong serpihan kayu panjang di sangkarnya, atau ranting pohon agar bisa menjangkau dan mengoyak sasaran yang tak terjangkaunya.

Para peneliti itu, yang menulis di jurnal Current Biology, mengatakan Figaro mungkin adalah burung kakatua pertama yang mencapai tahap itu, namun bagaimana hewan tersebut membuat terobosan masih tidak jelas buat para ilmuwan.

"Figaro memperlihatkan kepada kita bahwa, sekalipun mereka tak bukan lah makhluk yang biasa menggunakan alat, anggota satu spesies yang kepingin tahu, penyelesaian masalah yang handal, dan punya otak besar, dapat membuat alat dari sumber tanpa bentuk untuk memenuhi kebutuhan barunya," kata Profesor Alex Kacelnik di Oxford University.

"Sekalipun Figaro masih sendirian di spesies tersebut dan di antara burung kakatua dalam memperlihatkan kemampuannya, prestasinya memperlihatkan keahlian membuat alat dapat muncul dari intelijen bukan terbiasa menggunakan alat," ia menambahkan sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu siang.

Profesor Kacelnik sebelumnya mempelajari burung gagak yang diberi nama Betty dan dapat membuat pengait dari kawat untuk mendapatkan makanan yang tak dapat dijangkaunya. Meskipun gagak diketahui bisa menggunakan dan membuat alat di alam liar, Betty belum pernah mengetahui cara membuat pengait.

"Kami mengakui masih berusaha mengetahui operasi kognitif yang membuat kebutuhan ini jadi mungkin," kata Profesor Kacelnik. "Figaro, dan pendahulunya Betty, mungkin membantu kami mengurai banyak yang tak diketahui dalam evolusi intelijen." (ant)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012