Kepala Kepolisian Resor Mojokerto, Jatim, AKBP Setyo Koes H mengatakan, korban santri berinisial AR tewas akibat tengkorak yang pecah, sesuai dengan hasil autopsi yang diterima oleh petugas kepolisian.

"Hasil autopsi menyatakan kematian korban akibat luka pada bagian kepala belakang, tengkoraknya pecah," katanya di Mojokerto.

Ia mengemukakan, saat ini pihaknya terus mendalami kasus ini, termasuk memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangannya.

"Ada empat orang saksi yang dimintai keterangan," katanya.

Ia menjelaskan, pihaknya juga melaksanakan prarekonstruksi, sehingga belum bisa menjelaskan secara rinci latar belakang terjadinya peristiwa itu.

"Masih prarekonstruksi, karena hilangkan nyawa seseorang jelas sebab kematian. Secepatnya akan kami rilis," ujarnya.

Sebelumnya, seorang santri dinyatakan meninggal dunia di salah satu pondok pesantren di wilayah Mojokerto. Dugaan sementara, santri berinisial AR itu meninggal usai dianiaya oleh salah satu seniornya di dalam lingkungan pondok pada Senin (19/8) malam.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019