Bengkulu, (ANTARA Bengkulu)- Kerukunan Keluarga Tabot Bengkulu menggelar prosesi "Duduk Penja" yang dilaksanakan setiap 4 Muharam sebagai tahapan dalam festival Tabot yang berlangsung 15-25 November 2012.
"Pesan yang ingin disampaikan dari prosesi `Duduk Penja` atau mencuci jari-jari ini yakni sebagai penghormatan kepada kebesaran Hasan Husein, lalu dalam setiap kesempatan kita harus selalu menyucikan diri serta berdoa hanya kepada Allah," kata Pelaksana Tugas Ketua Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) Bengkulu Syiafril Syahbuddin.
Syiafril menjelaskan, ritual duduk penja dilakukan selama dua hari sebagai rekonstruksi penemuan dan penyucian bagian tubuh cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husein yang gugur dalam perang di Padang Karbala Irak.
Ritual duduk penja dimulai sesudah shalat Ashar sekitar pukul 16.00 WIB yang didahului dengan melakukan doa bersama di rumah tokoh KKT di Kelurahan Pasar Melintang Kota Bengkulu. Selanjutnya ritual dilakukan di Gerga Tuo Tabot Imam yaitu bangunan yang dikeramatkan di Kelurahan Berkas Kota Bengkulu.
Ritual duduk penja dimulai dengan berdoa lalu mencuci replika jari-jari yang terbuat dari tembaga dan diumpamakan sebagai bagian tubuh cucu Nabi Muhamad yakni Husein.
Replika jari-jari dicuci dalam baskom yang berisi air jeruk nipis lalu dicuci kembali dengan campuran air kopi pahit, air jahe, air susu sapi murni, air cendana, air selasih. Terakhir, replika dibilas dengan air bersih.
Replika jari-jari tersebut selanjutnya disambungkan dengan sepotong kayu lalu disusun, dibungkus dan ditata dengan kain kasa putih yang diibaratkan sebagai keranda jenazah.
Kemudian susunan jari-jari tersebut diarak bersama nasi kebuli, nasi kunyit, buah-buahan, anakan pohon pisang emas, batang tebu dan bendera mengelilingi Gerga Imam sebanyak tujuh kali.
Setelah arak-arakan selesai, nasi dan buah-buahan tersebut menjadi rebutan puluhan warga yang menyaksikan ritual duduk penja karena dipercaya akan mendatangkan rezeki bagi yang memakannya.
Selain itu, air untuk mencuci jari-jari juga diperebutkan untuk membasuh wajah karena dipercaya bisa menyembuhkan penyakit dan mendatangkan jodoh.
Sedangkan anakan pohon pisang emas, tebu dan bendera yang menjadi simbol kesusahan zaman dulu diikat menjadi satu di Gerga Tuo Tabot Imam hingga 10 muharam sebagai lambang perjuangan Husein.
Upacara Tabot (peti mati) dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Bengkulu untuk menyambut Tahun Baru Hijriah dan memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husein di Padang Karbala Irak.Pada 10 muharam Tabot diarak menuju pemakaman Karabela yang mencerminkan kawasan Karbala di Irak.(mam)

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012