Teheran (ANTARA Bengkulu) - Israel bertanggungjawab penuh atas konflik di Jalur Gaza dan harus diadili karena melakukan "kejahatan perang", kata Iran, Selasa, dan menekankan bahwa Palestina harus "dipersenjatai untuk membela diri" mereka sendiri.
"Baik Iran maupun Hamas tidak berusaha melakukan konflik atau perang, atau bertujuan membahayakan nyawa penduduk yang tidak bersalah," kata juru bicra kementerian luar negeri Iran Ramin Mehmanoparast dalam taklimat mingguannya.
"Pihak yang bersalah adalah rezim Zionis (Israel) yang jahat, yang harus diadili karena melakukan kejahatan perang," katanya.
Ia mengeluarkan pernyataan itu saat menanggapi pernyataan-pernyataan Presiden Israel Shimon Peres, yang menuduh Iran mendorog rakyat Palstina terus melakukan serangan rojet ke Israel bukannya melakukan perundingan bagi satu gencatan senjata.
"Yang tidak menyenangkan adalah Iran. Mereka kembali berusaha mendorong Hamas untuk terus melancarkan serangan, pemboman, mereka berusaha mengirim senjata kepada kelompok itu," kata Peres dalam satu wawancara dengan stasiun televisi Ameria Serikat CNN, Senin.
"Kami tidak akan berperang dengan Iran. Tetapi kami berusaha mencegah pengiriman rudal-rudal yang jarak tembak jauh yang Iran kirim kepada Hamas," kata Peres, yang mengacu kepada roket-roket Fajr 5 buatan Iran yang digunakan Hamas untuk menembakkan target di Tel Aviv.
Mehmanparast memuji "tanggapan keras dari Gaza" dan menegaskan bahwa rakyat Palestina harus dipersenjatai untuk menghadapi Israel. Ia tidak membantah atau mengonfirmasikan bahwa Iran memasok roket-roket kepada Hamas.
"Siapa yang memproduksi rudal-rudal Fajr 5 adalah satu masalah para ahli militer ... dan bagaiman rudal-rudal itu dikirimkan kepada Palstina harus dijawab para pejabat intelijen rezim Zionis," katanya.
"Tetapi yang penting adalah rakyat Palestina harus dipersenjatai untuk membela diri mereka sendiri," tambahnya.
Roket Fajr 5 dapat menghantam target sampai 75Km, jarak yang lebih jauh ketimbang roket-roket Qassam, yang biasa digunakan para pejuang Palestina di Gaza untuk menyerang target-target di Israel.
Seorang anggota penting parlemen Iran, Alaedin Borujerdi, sebelumnya membantah Iran mengirim rudal-rudal kepada Hamas.
Mehmanparast juga membantah perpecahan di Hamas, dengan mengatakan Iran "selalu mendukug dan akan terus emndukung rakyat Palestina dan para pejuang Palestina terutama Hamas dan Jihad Islam.
Ia mengatakan mendukung rakyat Paletina adalah "salah satu dari hal-hal penting dalam kebijaan luar negeri Iran sejak Revolusi Islam tahun 1979.
Iran dalam hari-hari belakangan ini mendesak negara-negara Muslim itu kawasan itu untuk mengirim senjata-senjata kepada rakyat Palestina, dengan Menteri Pertahanan Ahmad Vahidi mendorong mereka menjalin kerja sama erat dan membalas serangan-serangan Israel terhadap Gaza.
Negara Yahudi itu melancarkan satu serangan udara gencar ke Gaza pada 14 November dengan satu serangang yang menewaskan komandan militer Hamas yang menguasai wilayah itu. Lebih dari 110 warga Palestina tewas sejak itu, sementara tiga serdadu Israel juga tewas akibat serangan roket.
Menlu Iran Ali Akbar Salehi, berharap akan mengunjungi Gaza dalam akhir pekan ini atau awal pekan depan, kata seorng wakilnya, Hassan Ghashghavi, kepada laman parlemen Iran ICANA.ir.
Ghashghavi mengatakan Salehi sedang menunggu satu persetujuan pihak berwenang Mesir, yang menguasai pelintasan perbatasan Rafah di Gaza selatan. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Baik Iran maupun Hamas tidak berusaha melakukan konflik atau perang, atau bertujuan membahayakan nyawa penduduk yang tidak bersalah," kata juru bicra kementerian luar negeri Iran Ramin Mehmanoparast dalam taklimat mingguannya.
"Pihak yang bersalah adalah rezim Zionis (Israel) yang jahat, yang harus diadili karena melakukan kejahatan perang," katanya.
Ia mengeluarkan pernyataan itu saat menanggapi pernyataan-pernyataan Presiden Israel Shimon Peres, yang menuduh Iran mendorog rakyat Palstina terus melakukan serangan rojet ke Israel bukannya melakukan perundingan bagi satu gencatan senjata.
"Yang tidak menyenangkan adalah Iran. Mereka kembali berusaha mendorong Hamas untuk terus melancarkan serangan, pemboman, mereka berusaha mengirim senjata kepada kelompok itu," kata Peres dalam satu wawancara dengan stasiun televisi Ameria Serikat CNN, Senin.
"Kami tidak akan berperang dengan Iran. Tetapi kami berusaha mencegah pengiriman rudal-rudal yang jarak tembak jauh yang Iran kirim kepada Hamas," kata Peres, yang mengacu kepada roket-roket Fajr 5 buatan Iran yang digunakan Hamas untuk menembakkan target di Tel Aviv.
Mehmanparast memuji "tanggapan keras dari Gaza" dan menegaskan bahwa rakyat Palestina harus dipersenjatai untuk menghadapi Israel. Ia tidak membantah atau mengonfirmasikan bahwa Iran memasok roket-roket kepada Hamas.
"Siapa yang memproduksi rudal-rudal Fajr 5 adalah satu masalah para ahli militer ... dan bagaiman rudal-rudal itu dikirimkan kepada Palstina harus dijawab para pejabat intelijen rezim Zionis," katanya.
"Tetapi yang penting adalah rakyat Palestina harus dipersenjatai untuk membela diri mereka sendiri," tambahnya.
Roket Fajr 5 dapat menghantam target sampai 75Km, jarak yang lebih jauh ketimbang roket-roket Qassam, yang biasa digunakan para pejuang Palestina di Gaza untuk menyerang target-target di Israel.
Seorang anggota penting parlemen Iran, Alaedin Borujerdi, sebelumnya membantah Iran mengirim rudal-rudal kepada Hamas.
Mehmanparast juga membantah perpecahan di Hamas, dengan mengatakan Iran "selalu mendukug dan akan terus emndukung rakyat Palestina dan para pejuang Palestina terutama Hamas dan Jihad Islam.
Ia mengatakan mendukung rakyat Paletina adalah "salah satu dari hal-hal penting dalam kebijaan luar negeri Iran sejak Revolusi Islam tahun 1979.
Iran dalam hari-hari belakangan ini mendesak negara-negara Muslim itu kawasan itu untuk mengirim senjata-senjata kepada rakyat Palestina, dengan Menteri Pertahanan Ahmad Vahidi mendorong mereka menjalin kerja sama erat dan membalas serangan-serangan Israel terhadap Gaza.
Negara Yahudi itu melancarkan satu serangan udara gencar ke Gaza pada 14 November dengan satu serangang yang menewaskan komandan militer Hamas yang menguasai wilayah itu. Lebih dari 110 warga Palestina tewas sejak itu, sementara tiga serdadu Israel juga tewas akibat serangan roket.
Menlu Iran Ali Akbar Salehi, berharap akan mengunjungi Gaza dalam akhir pekan ini atau awal pekan depan, kata seorng wakilnya, Hassan Ghashghavi, kepada laman parlemen Iran ICANA.ir.
Ghashghavi mengatakan Salehi sedang menunggu satu persetujuan pihak berwenang Mesir, yang menguasai pelintasan perbatasan Rafah di Gaza selatan. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012