Puluhan warga Gorontalo Utara, di Kecamatan Tolinggula, menutup akses jalan lintas Sulawesi di Kecamatan Tolinggula, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah, Minggu.
Warga memblokir jalan memakai bambu tepat di Jembatan Otabiu, Desa Tolinggula Ulu dan Tolite Jaya. Mereka menghalau kendaraan baik motor dan mobil, serta pejalan kaki dari Buol ke Gorontalo Utara dan sebaliknya.
Jakaria Hulimo, warga setempat mengatakan, mereka memblokir jalan sebagai protes soal tapal batas yang tak kunjung selesai. "Warga tidak ingin persoalan tapal batas berlarut-larut, karena dapat mengancam stabilitas kehidupan di wilayah perbatasan ini," ujarnya.
Pemblokiran itupun menegaskan bahwa warga Gorontalo Utara di Kecamatan Tolinggula, tidak ingin dimasukkan ke wilayah Buol, Sulawesi Tengah. "Kami sebagai warga Gorontalo Utara, sudah menjalani kehidupan berpuluh-puluh tahun dengan sangat kondusif, kami adalah warga Gorontalo Utara asli tidak ingin dipaksakan menjadi warga Buol," ungkap Jakaria.
Dalam pemblokiran jalan itu warga menyampaikan sejumlah tuntutan, yaitu menolak keras tapal batas wilayah bergeser sebab akan mengancam keberadaan desa-desa yang ada di Kecamatan Tolinggula.
Warga lainnya, Acon Abjul, mengungkapkan, jika tapal batas bergeser, warga khawatir dengan ancaman konflik horisontal. "Pemerintah diharapkan mendengar tuntutan masyarakat dan tidak membuat keputusan yang memberi dampak merugikan bagi masyarakat Tolinggula," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
Warga memblokir jalan memakai bambu tepat di Jembatan Otabiu, Desa Tolinggula Ulu dan Tolite Jaya. Mereka menghalau kendaraan baik motor dan mobil, serta pejalan kaki dari Buol ke Gorontalo Utara dan sebaliknya.
Jakaria Hulimo, warga setempat mengatakan, mereka memblokir jalan sebagai protes soal tapal batas yang tak kunjung selesai. "Warga tidak ingin persoalan tapal batas berlarut-larut, karena dapat mengancam stabilitas kehidupan di wilayah perbatasan ini," ujarnya.
Pemblokiran itupun menegaskan bahwa warga Gorontalo Utara di Kecamatan Tolinggula, tidak ingin dimasukkan ke wilayah Buol, Sulawesi Tengah. "Kami sebagai warga Gorontalo Utara, sudah menjalani kehidupan berpuluh-puluh tahun dengan sangat kondusif, kami adalah warga Gorontalo Utara asli tidak ingin dipaksakan menjadi warga Buol," ungkap Jakaria.
Dalam pemblokiran jalan itu warga menyampaikan sejumlah tuntutan, yaitu menolak keras tapal batas wilayah bergeser sebab akan mengancam keberadaan desa-desa yang ada di Kecamatan Tolinggula.
Warga lainnya, Acon Abjul, mengungkapkan, jika tapal batas bergeser, warga khawatir dengan ancaman konflik horisontal. "Pemerintah diharapkan mendengar tuntutan masyarakat dan tidak membuat keputusan yang memberi dampak merugikan bagi masyarakat Tolinggula," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019