London (ANTARA Bengkulu) - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Malaysia terpilih untuk memimpin sebagai koordinator PPI Dunia dalam Simposium PPI Dunia yang menetapkan tiga orang koordinator wilayah dalam simposium internasional di New Delhi pada 18-23 Desember.

"Simposium yang diikuti 17 dari 23 PPI dari berbagai negara itu dibuka secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di New Delhi, India," ujar Ketua Umum PPI UK, Haikal Bekti Anggoro, kepada ANTARA London, Sabtu.

Ia berharap Koordinator PPI Dunia dan juga Koordinator PPI Wilayah mampu bersinergi dan bekerja sama melalui berbagai program kerja, baik Pendidikan, Sosial, Budaya, Politik, Ekonomi, dan lain-lainnya, untuk dampak positif yang lebih banyak lagi.

Dalam kesempatan itu, Effendi Zulham, Koordinator PPI Dunia yang baru saja digantikan menyampaikan apresiasi kerja keras PPI negara serta mengharapkan kinerja yang semakin baik setahun ke depan. "Terima kasih kawan-kawan, ayo kita semakin bersinergi untuk Indonesia bagus!".

Simposium internasional itu memilih tiga orang koordinator wilayah yaitu PPI Prancis untuk mengkoordinir wilayah Eropa dan Amerika. Untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika, PPI Pakistan terpilih untuk mengkoordinasikan dalam satu tahun ke depan. Untuk wilayah Asia dan Oceania, PPI Australia terpilih untuk mensinergikan gerakan sampai dengan Simposium Internasional selanjutnya.

Sementara itu, PPI Malaysia dipilih secara demokratis menjadi Koordinator PPI Dunia. PPI Malaysia unggul dari PPI Turki serta PPI Tiongkok. Ke depan, PPI Malaysia akan mensinergikan berbagai program-program kerja PPI setiap negara agar lebih bermanfaat bagi Indonesia.

Haikal Bekti Anggoro, menyampaikan tanggal 22 menjadi bukti nyata kontribusi pemikiran dari PPI Dunia yang mengadakan diskusi yang merupakan bagian dari Simposium Internasional Perhimpunan Pelajar Indonesia di seluruh Dunia, yang kali ini dilaksanakan di New Delhi.

Para Ketua PPI dari seluruh dunia dikelompokkan menjadi empat  komisi, yaitu Ekonomi, Politik, Sosial Budaya, dan Teknologi.

Komisi Ekonomi yang diwakili Ivan Barus, ketua PPI Singapura mengusulkan berbagai poin demi kemajuan ekonomi Indonesia dan menekankan pelibatan mahasiswa Indonesia di peningkatan kualitas ekonomi bangsa, terutama di bidang UMKM, Koperasi, dan Pertanian melalui program KKN yang berinsentif dan menjadi bagian program pendidikan.

Selain itu, Komisi Ekonomi menyarankan penegakan kembali kedaulatan penguasaan sumber daya alam yang berbasiskan rakyat, sedangkan mengenai utang negara, Komisi Ekonomi menyarankan mengadopsi revolusi pajak dan kebijakan jaminan sosial sebagai solusi yang baru.

Komisi Teknologi menyampaikan berbagai masukannya, disampaikan  Teuku Muhammad Roffi, pelajar University of Electro-Communications Tokyo yang menyampaikan konsep technology-driven economy sebagai usulan untuk pola pembangunan Indonesia, sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang unggul secara teknologi sekaligus menguasai pasar dalam negeri.

Sebagai langkah awal, PPI dunia sepakat membuat scientific repository yang berisi pengumpulan artikel karya ilmiah dari mahasiswa dan ilmuwan Indonesia di seluruh dunia.

Roffi menyampaikan, "Hal ini penting untuk pemetaan potensi teknologi yang dimiliki Indonesia, sekaligus sebagai sarana kolaborasi antara mahasiswa dan peneliti Indonesia di seluruh dunia".

Di bidang politik, berbagai masukan bermunculan. Komisi Politik yang diwakili oleh Deden Mauli Drajat, pelajar asal Ankara University menyuarakan pemberhentian pengiriman TKW non-skill ke berbagai negara. Hal ini didasari pengalaman anggota PPI di Timur Tengah menyaksikan berbagai kisah TKW non-skill di daerah tersebut.

PPI Dunia juga ingin untuk terlibat dalam diplomasi mengenai kasus-kasus perebutan pulau terluar, agar dapat berkontribusi langsung dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Para pelajar ini juga siap menjadi garda terdepan dalam perjuangan melawan pelanggaran HAM dan juga memastikan transparansi berbagai kebijakan pemerintah.

Topik mengenai Ideologi Pancasila juga disampaikan Deden, "Kita, seluruh warga negara Indonesia, harus kembali kepada Ideologi Pancasila yang luhur, dan mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari".  

Komisi sosial budaya, yang diketuai Ketua PPI Malaysia, Muhammad Yunus menyampaikan beberapa kontribusi langsung mahasiswa PPI di seluruh dunia di bidang sosial budaya.

Yunus mengutarakan niatan mengadakan peliputan berbagai kegiatan promosi kebudayaan Indonesia di berbagai negara. Selain menunjukkan rasa bangga atas kebudayaan Indonesia, juga akan meningkatkan rasa cinta atas kebudayaan Indonesia masyarakat Indonesia di seluruh dunia.

Komisi Sosial Budaya juga memajukan program langsung untuk anak bangsa, seperti Beasiswa PPI Dunia yang akan membantu pembiayaan pelajar kurang mampu. PPI Dunia juga akan memotivasi melalui program Semut Merah 75, sebuah buku berisi kisah-kisah inspiratif tentang pelajar Indonesia di tanah rantau.

Komisi Sosial Budaya  mengutarakan keprihatinan tentang kondisi pendidikan TKI. Mengenai hal tersebut, PPI Dunia akan membantu melalui sumber daya manusia di berbagai TKI Learning Centre dan Help Centre bekerja sama dengan pemerintah.

Muhammad Fakhrurrazi Anshar, pelajar atas PPI Sudan berharap Simposium Internasional ini menunjukkan kontribusi langsung untuk Indonesia, "Saya harapkan kami berkumpul di sini menelurkan berebagai tindakan ke depan demi Indonesia yang semakin maju". (ANTARA)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012