Kematian spesies langka dilindungi penyu masih terus terjadi di sekitar pantai Teluk Sepang Kota Bengkulu.
Margono seorang pemancing kembali menemukan satu ekor penyu yang mati sekitar satu kilometer dari tempat pembuangan air bahang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara Teluk Sepang Bengkulu.
Juru Kampanye Kanopi Bengkulu, Olan Sahayu mengatakan penyu yang mati terus bertambah sejak uji coba PLTU batu bara Teluk Sepang.
"Kurun waktu November 2019 hingga Januari 2020 kami mencatat 26 ekor bangkai penyu yang mati, ini kejadian luar biasa," katanya.
Keterangan para nelayan di Teluk Sepang kata Olan, kejadian ini belum pernah terjadi sebelum proyek PLTU batu bara berdiri di Teluk Sepang.
"Korban terus jatuh, petugas negara entah kemana" ujarnya.
Penyu adalah hewan yang dilindungi berdasarkan lampiran peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor p.106/menlhk/setjen/Kum.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.
Menurutnya, pemangku negara dalam hal ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang bertanggung jawab terhadap spesies yang dilindungi pun seolah tak menganggap serius kematian biota laut secara beruntun ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Margono seorang pemancing kembali menemukan satu ekor penyu yang mati sekitar satu kilometer dari tempat pembuangan air bahang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara Teluk Sepang Bengkulu.
Juru Kampanye Kanopi Bengkulu, Olan Sahayu mengatakan penyu yang mati terus bertambah sejak uji coba PLTU batu bara Teluk Sepang.
"Kurun waktu November 2019 hingga Januari 2020 kami mencatat 26 ekor bangkai penyu yang mati, ini kejadian luar biasa," katanya.
Keterangan para nelayan di Teluk Sepang kata Olan, kejadian ini belum pernah terjadi sebelum proyek PLTU batu bara berdiri di Teluk Sepang.
"Korban terus jatuh, petugas negara entah kemana" ujarnya.
Penyu adalah hewan yang dilindungi berdasarkan lampiran peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor p.106/menlhk/setjen/Kum.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.
Menurutnya, pemangku negara dalam hal ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang bertanggung jawab terhadap spesies yang dilindungi pun seolah tak menganggap serius kematian biota laut secara beruntun ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020