Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Organisasi Kepemudaan Kelompok Cipayung menyebutkan ada tiga masalah utama di Provinsi Bengkulu yang harus segera diselesaikan pemerintah daerah itu.

"Kelompok Cipayung menemukan 30 masalah, tapi termaktub dalam tiga poin penting," kata Kabid Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu, Redho Berlian di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan lima organisasi kepemudaan yakni HMI, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Perkumpulan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bengkulu yang tergabung dalam Kelompok Cipayung rutin menggelar diskusi dan kajian setiap minggu.

Hasil kajian dari Kelompok Cipayung kata dia, tiga persoalan tersebut yakni lingkungan, birokrasi dan anggaran/dana.

Redho menuturkan, kerusakan lingkungan yang disebabkan aktivitas pertambangan sudah sangat mengkhawatirkan. Bila dibiarkan, akan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat sekitar lokasi tambang.  

Selain itu, banyaknya pejabat tersandung masalah hukum, unsur nepotisme dalam menempatkan pejabat merupakan permasalahan birokrasi di daerah itu.

Selanjutnya APBD yang menurut kajian Kelompok Cipayung Bengkulu, sekitar 70 persen hanya terserap untuk pegawai.

"Penghematan anggaran yang nyata seperti mengurangi acara-acara seremonial dengan berbagai macam hidangan makanan, minuman dan buah-buahan, harus dilakukan," katanya.

Transparansi anggaran menurutnya juga menjadi sebuah kewajiban yang harus dilakukan pemerintah dalam mengelola keungan daerah.

Kelompok Cipayung kata dia masih melakukan diskusi lanjutan untuk mematangkan konsep, sebelum melakukan audiensi kepada Gubernur Bengkulu yang direncanakan awal Januari 2013.

"Kami ingin menunjukkan bahwa gerakan mahasiswa tidak lagi reaktif, tapi dikaji secara berkelanjutan," katanya.

Ketua Presidium PMKRI Cabang Bengkulu, Meris Christa Nababan menambahkan dalam dua tahun dipimpin oleh seorang pelaksana tugas Gubenur, berbagai masalah tidak optimal penyelesainnya.

"Setelah penetapan gubernur defenitif kami berharap persoalan yang ada dapat dituntaskan bertahap," ujarnya. (ANTARA)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012