Kepolisian Resor Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, membawa R alias Labay (50) pelaku yang membunuh ayah kandungnya dengan cara mutilasi di Jorong Bintungan, Nagari Panyalaian, Kabupaten Tanah Datar, ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) HB Saanin Padang untuk observasi lebih lanjut.
"Sejak diamankan Senin (13/1), kami masih kesulitan mendapatkan keterangan dari R. Pagi tadi yang bersangkutan sudah dibawa ke RSJ di Padang untuk ditangani lebih lanjut," kata Kapolres Padang Panjang AKBP Sugeng Hariyadi di Padang Panjang, Rabu.
Baca juga: Pembunuhan sadis di Tanah Datar, anak mutilasi ayah kandung berusia 87 tahun
R akan menjalani observasi di rumah sakit tersebut selama 15 hari ke depan sehingga kemudian kepolisian dapat melanjutkan pemeriksaan terhadap tersangka atas perbuatannya membunuh ayah kandung menggunakan parang.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Padang Panjang AKP Hidup Mulia menambahkan sejak diamankan usai kejadian pembunuhan Senin(13/1) sore, kepolisian belum memperoleh keterangan sama sekali dari R.
Selama ditahan di markas Polres setempat, ia menunjukkan perilaku sering melamun lalu tanpa sebab bisa tiba-tiba berteriak sendiri.
"Sering melamun lalu tiba-tiba berteriak. Tidak ada kata-kata yang dia teriakkan, sekadar berteriak saja. Jika ditanyai, tidak ada keterangan yang bisa kami dapatkan," katanya.
Kasat Reskrim mengatakan kasus tersebut tetap akan diproses, namun pihaknya akan menunggu dulu bagaimana kondisi pelaku setelah 15 hari di RSJ.
Sebelumnya warga di Jorong Bintungan, Nagari Panyalaian pada Senin(13/1) sekitar pukul 14.30 dihebohkan oleh kasus R yang tega membunuh ayah kandungnya yang sudah berusia 87 tahun.
Baca juga: Terdakwa mutilasi pegawai Kemenag dituntut hukuman mati
Dalam keadaan sudah tidak bernyawa, R juga membawa jasad ayahnya ke pinggir jalan sambil berteriak-teriak.
Kapolsek X Koto AKP Rita Suryanti mengatakan berdasarkan keterangan sejumlah saksi, sebelum kejadian tersebut selama tiga hari terakhir R tampak seperti orang kesurupan.
Pihak keluarga kemudian memberikan pengobatan alternatif yang dilakukan oleh warga dari Kubu Ambacang. Usai diobati R tampak tenang dan beristirahat sehingga keluarga meninggalkannya di rumah bersama ayahnya yang biasa di tempat tidur karena faktor usia.
Pihak keluarga meninggalkannya untuk mengantarkan pulang warga yang sudah memberikan pengobatan terhadap R.
Diperkirakan saat itulah terjadi pembunuhan yang dilakukan R terhadap ayahnya menggunakan parang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Sejak diamankan Senin (13/1), kami masih kesulitan mendapatkan keterangan dari R. Pagi tadi yang bersangkutan sudah dibawa ke RSJ di Padang untuk ditangani lebih lanjut," kata Kapolres Padang Panjang AKBP Sugeng Hariyadi di Padang Panjang, Rabu.
Baca juga: Pembunuhan sadis di Tanah Datar, anak mutilasi ayah kandung berusia 87 tahun
R akan menjalani observasi di rumah sakit tersebut selama 15 hari ke depan sehingga kemudian kepolisian dapat melanjutkan pemeriksaan terhadap tersangka atas perbuatannya membunuh ayah kandung menggunakan parang.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Padang Panjang AKP Hidup Mulia menambahkan sejak diamankan usai kejadian pembunuhan Senin(13/1) sore, kepolisian belum memperoleh keterangan sama sekali dari R.
Selama ditahan di markas Polres setempat, ia menunjukkan perilaku sering melamun lalu tanpa sebab bisa tiba-tiba berteriak sendiri.
"Sering melamun lalu tiba-tiba berteriak. Tidak ada kata-kata yang dia teriakkan, sekadar berteriak saja. Jika ditanyai, tidak ada keterangan yang bisa kami dapatkan," katanya.
Kasat Reskrim mengatakan kasus tersebut tetap akan diproses, namun pihaknya akan menunggu dulu bagaimana kondisi pelaku setelah 15 hari di RSJ.
Sebelumnya warga di Jorong Bintungan, Nagari Panyalaian pada Senin(13/1) sekitar pukul 14.30 dihebohkan oleh kasus R yang tega membunuh ayah kandungnya yang sudah berusia 87 tahun.
Baca juga: Terdakwa mutilasi pegawai Kemenag dituntut hukuman mati
Dalam keadaan sudah tidak bernyawa, R juga membawa jasad ayahnya ke pinggir jalan sambil berteriak-teriak.
Kapolsek X Koto AKP Rita Suryanti mengatakan berdasarkan keterangan sejumlah saksi, sebelum kejadian tersebut selama tiga hari terakhir R tampak seperti orang kesurupan.
Pihak keluarga kemudian memberikan pengobatan alternatif yang dilakukan oleh warga dari Kubu Ambacang. Usai diobati R tampak tenang dan beristirahat sehingga keluarga meninggalkannya di rumah bersama ayahnya yang biasa di tempat tidur karena faktor usia.
Pihak keluarga meninggalkannya untuk mengantarkan pulang warga yang sudah memberikan pengobatan terhadap R.
Diperkirakan saat itulah terjadi pembunuhan yang dilakukan R terhadap ayahnya menggunakan parang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020