Seorang anak Sekolah Dasar dari Desa Pandiri, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Asmarani Dongku, menangis setelah mengetahui juara I lari maraton 21 kilometer yang ia sabet ternyata tidak mendapat hadiah.
Lomba itu digelar Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Tengah di Kabupaten Poso dalam rangka syukuran pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga - Toyado pada 25 Januari 2020.
Baca juga: Tangis dan lelah Asmarani terobati, sejumlah sumbangan berdatangan untuk sang juara lari 21 KM
Asmarani yang duduk di kelas VI itu mengikuti lomba lari 21 kilometer diikuti 40 perserta.
Lari itu mengambil star dari kantor bupati Poso dan finish di Desa Toyado, Kecamatan Lage.
"Saya menangis, capek dan tidak ada hadiahnya. Nanti di finish baru dibilang tidak ada hadiahnya. Kalau saya tau tidak ada hadiahnya, saya tidak akan ikut pak," kata Asmarani, di Poso, Selasa.
Asmarani merupakan keluarga pelari yang hidup sederhana. Ia tertarik ikut lomba tersebut karena ajakan tetangganya.
Dia katakan dari pengalaman mengikuti lomba lari, selalu ada hadiahnya berupa uang tunai mulai dari Rp1-3 juta untuk juara I.
Kepala Dinas PU Sulteng, Saifullah Djafar dihubungi dari Poso, mengatakan lomba lari itu tidak memiliki hadiah, sebab acara itu bukan lomba lari namun hanya acara syukuran atas selesainya pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga- Toyado.
Namun bagi pemenang hanya mendapatkan medali, sebagai tanda keikutsertaan dalam acara itu.
"Jadi sejak awal kita sudah sampaikan, bahwa acara ini tanpa hadiah dan gratis," jelas Saifullah.
Dia mengatakan acara syukuran itu diikuti peserta dari Poso dan Palu yang telah mengetahui tidak ada hadiahnya.
Dalam mengikuti acara lomba lari itu harus mendaftar melalui komunitas masing-masing dan mendaftar secara kolektif ke pelaksana.
"Kemungkinan anak itu mendaftar tanpa diberikan informasi bahwa lomba itu tak ada hadiahnya hanya medali," aku Saifullah.
Kabag Humas dan Protokoler Pemda Poso, Wayan mengatakan kegiatan itu tidak ada sangkut pautnya dengan Pemda Poso.
Bupati saat itu hanya diberikan waktu untuk melepas peserta lari.***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Lomba itu digelar Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Tengah di Kabupaten Poso dalam rangka syukuran pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga - Toyado pada 25 Januari 2020.
Baca juga: Tangis dan lelah Asmarani terobati, sejumlah sumbangan berdatangan untuk sang juara lari 21 KM
Asmarani yang duduk di kelas VI itu mengikuti lomba lari 21 kilometer diikuti 40 perserta.
Lari itu mengambil star dari kantor bupati Poso dan finish di Desa Toyado, Kecamatan Lage.
"Saya menangis, capek dan tidak ada hadiahnya. Nanti di finish baru dibilang tidak ada hadiahnya. Kalau saya tau tidak ada hadiahnya, saya tidak akan ikut pak," kata Asmarani, di Poso, Selasa.
Asmarani merupakan keluarga pelari yang hidup sederhana. Ia tertarik ikut lomba tersebut karena ajakan tetangganya.
Dia katakan dari pengalaman mengikuti lomba lari, selalu ada hadiahnya berupa uang tunai mulai dari Rp1-3 juta untuk juara I.
Kepala Dinas PU Sulteng, Saifullah Djafar dihubungi dari Poso, mengatakan lomba lari itu tidak memiliki hadiah, sebab acara itu bukan lomba lari namun hanya acara syukuran atas selesainya pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga- Toyado.
Namun bagi pemenang hanya mendapatkan medali, sebagai tanda keikutsertaan dalam acara itu.
"Jadi sejak awal kita sudah sampaikan, bahwa acara ini tanpa hadiah dan gratis," jelas Saifullah.
Dia mengatakan acara syukuran itu diikuti peserta dari Poso dan Palu yang telah mengetahui tidak ada hadiahnya.
Dalam mengikuti acara lomba lari itu harus mendaftar melalui komunitas masing-masing dan mendaftar secara kolektif ke pelaksana.
"Kemungkinan anak itu mendaftar tanpa diberikan informasi bahwa lomba itu tak ada hadiahnya hanya medali," aku Saifullah.
Kabag Humas dan Protokoler Pemda Poso, Wayan mengatakan kegiatan itu tidak ada sangkut pautnya dengan Pemda Poso.
Bupati saat itu hanya diberikan waktu untuk melepas peserta lari.***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020