Pekanbaru (ANTARA Bengkulu) - Pelatih Kepala PSPS Pekanbaru, Mundari Karya, mengatakan salah satu faktor kekalahan timnya dari Mitra Kukar karena warna baju pemain lawan serupa dengan pakaian wasit sehingga mengganggu permainan.
"Baju wasit yang hampir sama dengan lawan (Mitra Kukar) membuat kami seperti bermain 14 lawan 11 (pemain)," kata Mundari usai pertandingan di Stadion Kaharudin Nasution, Pekanbaru, Minggu petang.
PSPS Pekanbaru mengawali pertandingan perdana Indonesia Super League (ISL) musim 2012-2013 dengan hasil buruk, karena harus takluk dari tim tamu Mitra Kukar dengan skor 0-1. Gol tunggal Mitra Kukar dicetak penyerang Jajang Mulyana pada menit ke-60.
Pelatih dan ofisial tim tuan rumah pada awal pertandingan sempat mengeluhkan baju Mitra Kukar yang bewarna coklat muda terlihat serupa dengan pakaian wasit yang memimpin pertandingan. Apalagi, pertandingan berlangsung pada malam hari dengan pencahayaan di stadion yang kurang baik. Bahkan, kubu PSPS melayangkan protes ke wasit, hingga sempat menghentikan pertandingan pada babak pertama.
"Anak-anak jadi ragu untuk mengoper bola," katanya.
Meski begitu, Mundari mengaku cukup puas dengan kinerja anak asuhnya terutama pada babak pertama yang terlihat dari cukup banyak tendangan ke arah gawang. Namun, ia mengakui tim lawan bermain cukup baik terutama pada lini tengah pada babak kedua.
"Anak-anak telah bermain baik, hanya saja barangkali kurang beruntung," katanya.
Mundari mengakui gol Jajang Mulyana pada babak kedua turut menjadi penyebab kekalahan. Gol pemain bernomor punggung 10 itu diakuinya membuat jatuh mental bertanding anak asuhnya.
"Gol Jajang sempat menurunkan mental pemain, padahal mereka sanggup meladeni. Terbukti dari banyaknya peluang," katanya.
Sementara itu, Pelatih Kepala Mitra Kukar Stefan Hansson mengaku senang dengan kemenangan anak asuhnya pada pertandingan pertama ISL. Meski begitu, ia mengaku kemenangan yang diraih tidaklah mudah, karena kondisi lapangan yang tidak rata.
"Sangat sulit bermain di sini," katanya.
Meskipun ia mengakui timnya tidak memiliki banyak peluang, namun Stefan tidak mau kemenangan tersebut dianggap sebuah keberuntungan.
"Tidak ada namanya hanya keberuntungan dalam sepakbola, kemenangan ini karena usaha keras para pemain," katanya.
Menurut dia, kemenangan tersebut akan menjadi modal bagi Mitra Kukar untuk pertandingan selanjutnya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Baju wasit yang hampir sama dengan lawan (Mitra Kukar) membuat kami seperti bermain 14 lawan 11 (pemain)," kata Mundari usai pertandingan di Stadion Kaharudin Nasution, Pekanbaru, Minggu petang.
PSPS Pekanbaru mengawali pertandingan perdana Indonesia Super League (ISL) musim 2012-2013 dengan hasil buruk, karena harus takluk dari tim tamu Mitra Kukar dengan skor 0-1. Gol tunggal Mitra Kukar dicetak penyerang Jajang Mulyana pada menit ke-60.
Pelatih dan ofisial tim tuan rumah pada awal pertandingan sempat mengeluhkan baju Mitra Kukar yang bewarna coklat muda terlihat serupa dengan pakaian wasit yang memimpin pertandingan. Apalagi, pertandingan berlangsung pada malam hari dengan pencahayaan di stadion yang kurang baik. Bahkan, kubu PSPS melayangkan protes ke wasit, hingga sempat menghentikan pertandingan pada babak pertama.
"Anak-anak jadi ragu untuk mengoper bola," katanya.
Meski begitu, Mundari mengaku cukup puas dengan kinerja anak asuhnya terutama pada babak pertama yang terlihat dari cukup banyak tendangan ke arah gawang. Namun, ia mengakui tim lawan bermain cukup baik terutama pada lini tengah pada babak kedua.
"Anak-anak telah bermain baik, hanya saja barangkali kurang beruntung," katanya.
Mundari mengakui gol Jajang Mulyana pada babak kedua turut menjadi penyebab kekalahan. Gol pemain bernomor punggung 10 itu diakuinya membuat jatuh mental bertanding anak asuhnya.
"Gol Jajang sempat menurunkan mental pemain, padahal mereka sanggup meladeni. Terbukti dari banyaknya peluang," katanya.
Sementara itu, Pelatih Kepala Mitra Kukar Stefan Hansson mengaku senang dengan kemenangan anak asuhnya pada pertandingan pertama ISL. Meski begitu, ia mengaku kemenangan yang diraih tidaklah mudah, karena kondisi lapangan yang tidak rata.
"Sangat sulit bermain di sini," katanya.
Meskipun ia mengakui timnya tidak memiliki banyak peluang, namun Stefan tidak mau kemenangan tersebut dianggap sebuah keberuntungan.
"Tidak ada namanya hanya keberuntungan dalam sepakbola, kemenangan ini karena usaha keras para pemain," katanya.
Menurut dia, kemenangan tersebut akan menjadi modal bagi Mitra Kukar untuk pertandingan selanjutnya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013