Wakil Gubernur Bengkulu Dedy Ermansyah, Rabu (4/3) meninjau kesiapan bandar udara Fatmawati Soekarno Bengkulu dan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu dalam mengantisipasi masuknya virus corona atau Covid-19 melalui penumpang.
Kata Dedy, bandar udara dan pelabuhan merupakan salah satu akses masuk ke Provinsi Bengkulu bagi warga dari daerah lain termasuk juga bagi warga negara asing. Karena itu, Dedy meminta pengawasan didua tempat tersebut harus diperketat.
Upaya memperketat pengawasan terhadap penumpang di bandar udara dan pelabuhan ini dilakukan pasca Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyatakan dua orang warga negara Indonesia yang positif terinfeksi Covid-19. Hal ini merupakan kasus Covid-19 pertama di Indonesia setelah virus ini mewabah dari Kota Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok akhir tahun lalu.
"Alhamdulillah sampai hari ini Provinsi Bengkulu terbebas dari penyebaran virus corona, namun demikian kita tetap harus waspada terutama di pintu-pintu masuk seperti bandara, pelabuhan dan jalur darat dan lainnya," papar Dedy.
Selain pihak otoritas bandar udara dan pelabuhan, Dedy juga meminta pemangku kebijakan lainnya seperti Dinas Kesehatan bersama pihak rumah sakit juga melakukan persiapan pencegahan penularan Covid-19. Para pihak ini diminta saling berkoordinasi untuk memaksimalkan upaya pencegahan.
Sementara itu, anggota DPD RI dari daerah pemilihan Provinsi Bengkulu Ahmad Kanedy yang ikut meninjau persiapan bandar udara Fatmawati Soekarno dan pelabuhan Pulau Baai mengapresiasi langkah cepat pencegahan penularan Covid-19 yang dilakukan Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Mantan Walikota Bengkulu ini juga meminta seluruh pemangku kebijakan yang berkaitan dengan upaya pencegahan penularan Covid-19 ini terus meningkatkan koordinasi. Sebab, kata Kanedy, upaya pencegahan ini tidak bisa dilakukan satu instansi saja, melainkan juga perlu dukungan dari instansi pemerintah lainnya.
"Kami juga mengimbau media agar bisa memberikan informasi yang tepat terkait virus corona ini, sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang keliru di masyarakat. Mari kita berdoa mengharapkan kerja yang bagus ini bisa meminimalisir dan bahkan jika perlu Bengkulu bisa zero virus corona," jelas Kanedy.
Bandara dan pelabuhan perketat pengawasan
General Manajer (GM) PT Pelindo II Cabang Bengkulu Silo Santoso mengatakan pihak kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) di pelabuhan Pulau Baai Bengkulu telah menentukan titik pemeriksaan kesehatan yang akan dilakukan pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) terhadap kapal berserta dan anak buah kapal (ABK).
Pemeriksaan ini dilakukan khusus bagi kapal berbendera luar negeri saja, sedangkan kapal dari dalam negeri tidak dilakukan pemeriksaan. Kata Silo, pemeriksaan ini dilakukan sebelum kapal bersandar di dermaga. Titik pemeriksaan berada sekitar 2 hingga 3 mil dari pintu alur pelabuhan.
"Titik koordinat pemeriksaan kapal ini sudah ditentukan oleh pihak KSOP. Nanti disanalah petugas dari KKP melakukan pemeriksaan terhadap semua ABK. Begitu dinyatakan semuanya clear kantor KKP akan menyampaikan informasi ke kami dan baru kami akan lakukan pelayanan," jelas Silo.
Silo menambahkan, saat ini memang belum ada kapal asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang bersandar di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Namun, kata Silo, ada beberapa kapal dari negara yang terpapar Covid-19 seperti Thailand, Filipina dan India yang sering bersandar di pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
Sebelumnya, Koordinator KKP wilayah kerja bandar udara Fatmawati Soekarno Bengkulu Henny Dwi Kartika menyebut pihaknya telah memperketat sistem pengawasan penumpang di bandar udara Fatmawati Soekarno Bengkulu menjadi tiga lapis.
Pengawasan menggunakan alat pemindai suhu tubuh thermal scaner dan thermal gun dilakukan dipintu masuk keberangkatan dan pintu ketika penumpang turun dari pesawat. Selain itu pengawasan juga dilakukan ditengah terminal dan dipintu keluar bandar udara.
Selain itu pihaknya juga telah menambah petugas pengawasan kesehatan penumpang dari sebelumnya tiga orang menjadi enam orang. Penambahan petugas ini diambil dari petugas yang bertugas di bandar udara di Pulau Enggano dan bandar udara di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Selain itu petugas tambahan ini juga diambil dari petugas wilayah kerja KKP di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.
"Tetapi penambahan petugas ini tergantung jumlah penerbangan setiap harinya. Mislanya dihari itu penerbangan ada 12 sampai 13 pesawat kita turunkan enam orang petugas, tetapi kalau penerbangan hanya ada tujuh dan delapan petugas cukup empat hingga lima orang," kata Hanny.(Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Kata Dedy, bandar udara dan pelabuhan merupakan salah satu akses masuk ke Provinsi Bengkulu bagi warga dari daerah lain termasuk juga bagi warga negara asing. Karena itu, Dedy meminta pengawasan didua tempat tersebut harus diperketat.
Upaya memperketat pengawasan terhadap penumpang di bandar udara dan pelabuhan ini dilakukan pasca Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyatakan dua orang warga negara Indonesia yang positif terinfeksi Covid-19. Hal ini merupakan kasus Covid-19 pertama di Indonesia setelah virus ini mewabah dari Kota Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok akhir tahun lalu.
"Alhamdulillah sampai hari ini Provinsi Bengkulu terbebas dari penyebaran virus corona, namun demikian kita tetap harus waspada terutama di pintu-pintu masuk seperti bandara, pelabuhan dan jalur darat dan lainnya," papar Dedy.
Selain pihak otoritas bandar udara dan pelabuhan, Dedy juga meminta pemangku kebijakan lainnya seperti Dinas Kesehatan bersama pihak rumah sakit juga melakukan persiapan pencegahan penularan Covid-19. Para pihak ini diminta saling berkoordinasi untuk memaksimalkan upaya pencegahan.
Sementara itu, anggota DPD RI dari daerah pemilihan Provinsi Bengkulu Ahmad Kanedy yang ikut meninjau persiapan bandar udara Fatmawati Soekarno dan pelabuhan Pulau Baai mengapresiasi langkah cepat pencegahan penularan Covid-19 yang dilakukan Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Mantan Walikota Bengkulu ini juga meminta seluruh pemangku kebijakan yang berkaitan dengan upaya pencegahan penularan Covid-19 ini terus meningkatkan koordinasi. Sebab, kata Kanedy, upaya pencegahan ini tidak bisa dilakukan satu instansi saja, melainkan juga perlu dukungan dari instansi pemerintah lainnya.
"Kami juga mengimbau media agar bisa memberikan informasi yang tepat terkait virus corona ini, sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang keliru di masyarakat. Mari kita berdoa mengharapkan kerja yang bagus ini bisa meminimalisir dan bahkan jika perlu Bengkulu bisa zero virus corona," jelas Kanedy.
Bandara dan pelabuhan perketat pengawasan
General Manajer (GM) PT Pelindo II Cabang Bengkulu Silo Santoso mengatakan pihak kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) di pelabuhan Pulau Baai Bengkulu telah menentukan titik pemeriksaan kesehatan yang akan dilakukan pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) terhadap kapal berserta dan anak buah kapal (ABK).
Pemeriksaan ini dilakukan khusus bagi kapal berbendera luar negeri saja, sedangkan kapal dari dalam negeri tidak dilakukan pemeriksaan. Kata Silo, pemeriksaan ini dilakukan sebelum kapal bersandar di dermaga. Titik pemeriksaan berada sekitar 2 hingga 3 mil dari pintu alur pelabuhan.
"Titik koordinat pemeriksaan kapal ini sudah ditentukan oleh pihak KSOP. Nanti disanalah petugas dari KKP melakukan pemeriksaan terhadap semua ABK. Begitu dinyatakan semuanya clear kantor KKP akan menyampaikan informasi ke kami dan baru kami akan lakukan pelayanan," jelas Silo.
Silo menambahkan, saat ini memang belum ada kapal asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang bersandar di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Namun, kata Silo, ada beberapa kapal dari negara yang terpapar Covid-19 seperti Thailand, Filipina dan India yang sering bersandar di pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
Sebelumnya, Koordinator KKP wilayah kerja bandar udara Fatmawati Soekarno Bengkulu Henny Dwi Kartika menyebut pihaknya telah memperketat sistem pengawasan penumpang di bandar udara Fatmawati Soekarno Bengkulu menjadi tiga lapis.
Pengawasan menggunakan alat pemindai suhu tubuh thermal scaner dan thermal gun dilakukan dipintu masuk keberangkatan dan pintu ketika penumpang turun dari pesawat. Selain itu pengawasan juga dilakukan ditengah terminal dan dipintu keluar bandar udara.
Selain itu pihaknya juga telah menambah petugas pengawasan kesehatan penumpang dari sebelumnya tiga orang menjadi enam orang. Penambahan petugas ini diambil dari petugas yang bertugas di bandar udara di Pulau Enggano dan bandar udara di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Selain itu petugas tambahan ini juga diambil dari petugas wilayah kerja KKP di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.
"Tetapi penambahan petugas ini tergantung jumlah penerbangan setiap harinya. Mislanya dihari itu penerbangan ada 12 sampai 13 pesawat kita turunkan enam orang petugas, tetapi kalau penerbangan hanya ada tujuh dan delapan petugas cukup empat hingga lima orang," kata Hanny.(Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020